Dia yang Memberikanku Kupu-Kupu
dia adalah wanita yang menaruh air matanya pada bak mandi.
tempatku mandi, saat tubuhku tak ingin mandi sendiri.
dia adalah wanita yang menimang sumbunya seolah tak mau dikenai api.
mimpinya adalah tegak bagai bambu, saat keadaan menyeretnya ke arah tepi.
dia adalah wanita yang menyanyikan lagu puteri tidur,
yang refrainnya tak pernah dihindari, kemustahilannya tak pernah diajaknya untuk luntur.
dia adalah wanita yang menamai dirinya setara,
yang tampak depannya adalah pondasi bangunan, nasi uduk atau tukang parkir.
dia adalah wanita yang tanpa tutup muka mengiba,
demi kertas ujian seorang putra.
Plasenta.
dia adalah wanita yang memberikanku kupu-kupu.
aku masih tampak lugu. Pahitnya bebatuan itu, hatinya tahu.
dia adalah wanita yang berteriak di tengah pasar.
sebutir nasi ia sasar.
Indung telur.
dia adalah wanita yang menidurkanku pada sebuah kepompong.
logat bukan ngengat, ia ciptaan yang hangat.
rerumputan bukan lagi hutan. Lesungnya bukan buatan.
lelah bukanlah lemah. Tanya padanya adalah resah dan ia adalah sebagian dari darah.