Oleh: Fr. Hilarius Panji Setiawan
Domus Pacis St. Petrus
Beberapa waktu lalu wisma sepuh Domus Pacis St. Petrus diresmikan oleh Bapa Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko dalam perayaan ekaristi sederhana. Peresmian wisma sepuh yang dilaksanakan pada Rabu, 19 Mei 2021 ini menunjukan perhatian yang besar Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) bagi romo-romo yang telah purna tugas atau sepuh dan para romo yang sakit. Tempat yang baru diharapkan menjadi tempat tinggal yang nyaman menikmati masa tua.
Para Romo memang belum pindah ke wisma sepuh Domus Pacis St. Petrus, namun dengan adanya kehadiran mereka nanti akan menambah pelayanan para karyawan di Seminari tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta. Menurut berita yang beredar wisma sepuh belum memiliki karyawan tetap sehingga karyawan yang saat ini melayani di seminari akan bekerja lebih keras, terutama bagian dapur. Konsumsi wisma sepuh untuk sementara waktu akan dimasak di seminari Tinggi Santo Paulus.
Ditengah kesibukan studi dan segala tugas dan tanggung jawab di seminari, para frater pun diharapkan menjadi teman dan sahabat bagi para romo sepuh dan sakit yang akan mendiami wisma ini. Menyempatkan waktu berkunjung dan mendengar cerita para romo merupakan bentuk sederhana dari perhatian dan cinta.
Panggilan Pengorbanan
Panggilan merawat dan menjaga orang lain merupakan sebuah panggilan pengorbanan. Kita diharapkan untuk sepenuhnya mengedepankan orang lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri, rela mendedikasikan hidup untuk merawat orang sakit, orang tua berusia lanjut, atau seseorang yang berkebutuhan khusus. Kita dipanggil untuk memberi, memberi, dan memberi. Kita mungkin akan sesekali mengeluh karena kita merasa tidak mendapat keuntungan dari merawat orang lain. Namun, pikirkan kemungkinan ini: Merawat orang lain merupakan bentuk perjumpaan ilahi dengan Allah.
Agak sulit untuk memahami secara utuh bagaimana merawat orang lain merupakan perjumpaan ilahi dengan Allah, tetapi berkat roh Kudus yaitu Roh Allah, kita dimampukan untuk memahami bahwa setiap pelayanan kita adalah berkat untuk orang lain. Di dalam pribadi-pribadi itulah kita merasakan kehadiran Yesus yang menyapa dan mengasihi kita.
Ada banyak pentuk pelayanan dan pengorbanan. Selain pengorbanan para karyawan Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta yang harus bekerja dan memasak untuk komunitas Seminari Tinggi dan para romo sepuh nantinya, para dokter dan perawat di rumah sakit saat ini juga menjadi contoh dari pelayanan pengorbanan. Mereka adalah orang-orang di garis terdepan Bangsa untuk melawan pandemi virus corona yang sedang melanda. Dan, jangan lupa kita semua yang hanya tinggal di rumah juga mengambil bagian dalam membantu pelayanan para medis di rumah sakit. Dengan mematuhi protokol kesehatan dan tetap di rumah kita menjadi cerita pengorbanan dalam artiannya sendiri.
Warta Pentakosta
Minggu, 23 Mei 2020 Gereja Katolik universal merayakan hari raya Pentakosta. Hari ini sering juga disebut sebagai hari lahirnya Gereja, yaitu hari turunnya Roh Kudus ke atas para Rasul. Peristiwa Pentakosta turunnya Roh Kudus adalah sebuah titik awal yang membangkitkan semangat para rasul yang sebelumnya takut, bersembunyi, tidak berani tampil, kini dengan keberanian yang dipenuhi Roh Kudus mewartakan Yesus yang bangkit kepada segala bangsa di seluruh penjuru dunia.
Hari Raya Pentakosta adalah anugerah Roh Kudus kepada Gereja. Roh yang diutus Yesus dari Bapa, Roh yang akan mengingatkan kita tentang segala sesuatu yang diajarkan Kristus kepada kita. Roh yang sama yang menjiwai kita agar menjadi saksi-saksi Injil, saksi-saksi yang berani, saksi-saksi yang dipenuhi dan dibimbing oleh Roh Kudus. Semoga kita semua menjadi pembawa kabar sukacita Injil di dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat. Kesaksian hidup dan pelayanan kita akhirnya menjadi Injil yang hidup.
Marilah kita berdoa, “Datanglah ya Roh Kudus. Kami mohon yang cemar bersihkanlah, yang gersang siramilah, yang terluka pulihkanlah, yang keras lunakanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu, sapta karunia-Mu dan curahkan anugerah akhir hidup bahagia sukacita tak henti. Ajarilah kami, bahasa cinta-Mu, agar kami dekat pada-Mu ya Tuhanku.”