“KASIH BUTUH DIPERJUANGKAN”
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, bukalah seluruh diri kami supaya kami dapat merasakan kasih-Mu. Semoga kasih-Mu sungguh meresap di dalam diri kami, sehingga kami pun mampu untuk mengasihi-Mu dan sesama kami. Amin.
Renungan
Kita semua dipanggil untuk saling mengasihi satu sama lain — semuanya tanpa terkecuali. Namun pada kenyataannya, mengasihi bukanlah suatu perkara yang terlalu mudah untuk dilakukan, apa lagi jika harus mengasihi dengan penuh ketulusan dan kesetiaan. Mengasihi dengan segala kesempurnaannya memang tidak mudah, tetapi bukan menjadi hal yang mustahil untuk dilakukan. Mengasihi itu butuh perjuangan, usaha, ketekunan, jatuh-bangun, bahkan juga pengorbanan.
Di dalam bacaan hari ini, ditunjukkan bagaimana kita harus berjuang dalam kasih. Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi berkata, “Hendaklah kalian sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia.” Apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini harusnya bukan menjadi pesan yang menumbuhkan rasa tenang bagi kita semua. Apakah pesan ini mudah untuk dilakukan? Tentu tidak. Bahkan kenyataannya, kita sendiri bisa melihat dan sungguh mengalami sendiri hidup di dalam arus zaman masa kini yang diwarnai dengan ketidakpastian, khususnya kabar bohong atau hoax yang marak beredar di tengah kita, masyarakat Indonesia. Memang tidak semua orang menyebarkan berita bohong, tidak semua percaya dan mudah terpancing berita bohong, tetapi masih ada di antara kita yang juga ikut membuat, menyebarkan dan juga terpengaruh dengan berita bohong. Apakah ini semua sudah menunjukkan tindakan kasih? Bukankah itu semua justru menimbulkan konflik di antara kita semua?
Selain itu, mengapa hari ini Yesus juga tak lupa bersabda kepada kita untuk ‘memberikan udangan perjamuan kepada mereka yang miskin dan cacat’? Ketika saat ini fenomena hoax yang marak tersebar di dalam kehidupan kita menggeser perhatian kita, apakah kita juga menyadari bahwa orang-orang lain di sekitar kita yang hidup dalam ketidakmudahan, bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan, mereka yang cacat dan tersingkirkan, yang seharusnya sangat membutuhkan perhatian kita malah kembali terlupakan. Jangan sampai undangan hati dan pikiran kita hanya ditujukan untuk hal-hal yang mungkin saat ini sedang menjadi trending topic. Mungkin karena takut untuk ketinggalan informasi seputar hoax kita justru membagikan undangan hati dan pikiran kita hanya pada apa yang sedang menjadi topik hangat pembicaraan saat ini. Masih ada banyak hal lain yang sungguh-sungguh nyata yang perlu untuk kita beri curahan kasih yang lebih melimpah. Kita semua tentu bisa bertanya kepada diri kita masing-masing, apakah kasih sungguh meresapi segala tindakan yang kita lakukan, dan bukan hanya sebatas menjadi pengetahuan atau hanya diucapkan saja?
Inilah keadaan nyata yang sedang kita hadapi untuk membangun kehidupan kasih yang sejati. Semua ini bukan sebatas penghalang, akan tetapi menjadi ujian nyata bagi kita untuk menumbuhkan kasih yang sejati. Semoga rahmat Allah selalu tercurah bagi kita semua, sehingga memampukan kita untuk senantiasa berjuang mewujudkan kasih yang sejati.
Doa Penutup
Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau berkenan mengutus Putera-Mu yang terkasih di tengah dunia untuk menunjukkan kasih-Mu. Semoga karena pengorbanan kasih Kristus pula kami Kau persatukan dalam Dia untuk mewartakan kasih-Mu di dunia ini, supaya setiap orang semakin dapat merasakan sentuhan kasih-Mu yang sungguh menyejukkan. Sebab Dialah Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.