|

Search
Close this search box.

Renungan Sabda: Luk 10: 13-16 | Jumat, 4 Oktober 2019 | Pw. Santo Fransiskus Asisi (P)

Facebook
WhatsApp
Email
[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row custom_padding=”11px|0px|12px|0px|false|false” admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]
ttps://jpicofmindonesia.com/2019/03/prapaskah-bersama-st-fransiskus-assisi-percayalah-kepada-injil/

 

Pertobatan

Fr. Robertus Aad Rianto

“Santo Fransiskus Asisi terkenal dengan ketergerakan hatinya untuk memperhatikan orang-orang miskin dan secara khusus lingkungan hidup.

      Dengan keras dalam injil Lukas Yesus berkata “Celakalah…!” kepada Kota Korazim dan juga Betsaida. Selain itu Kota Kapernaum pun juga tak luput dari kecamannya. Sebenarnya permasalahan apakah yang memicu kemarahan-Nya? Apa yang membuat Yesus marah dan mengecam kota-kota itu adalah karena mereka tidak juga bertobat. Hati mereka kiranya telah bebal. Kebebalan itu pada akhirnya menumpulkan kepekaan mereka dalam melihat keprihatinan yang ada dalam diri mereka dan sekitarnya. Mereka tidak sadar bahwa mereka berada dalam keadaan “darurat” dan harus segera bertobat.
    Hari ini kita merayakan peringatan wajib St. Fransiskus Asisi. Santo ini terkenal dengan ketergerakan hatinya untuk memperhatikan orang-orang miskin dan secara khusus lingkungan hidup. Apa yang dilakukan olehnya semestinya menjadi suri teladan bagi hidup kita. Akhir-akhir ini kita sering mendengar bahwa keadaan lingkungan di sekitar kita semakin memprihatinkan. Ada banyak kebakaran hutan, penebangan pohon, maupun pencemaran lingkungan (sungai, udara, tanah) yang mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan. Meskipun kita telah terbiasa mendengarnya, tapi masihkah hati kita merasa prihatin? Jika ya, adakah usaha nyata yang kita lakukan sebagai wujud pertobatan? Atau kita malah acuh tak acuh, berpikir bahwa itu bukanlah masalah kita?
     Kiranya ketegasan Yesus dalam bacaan Injil hari ini juga berlaku bagi kita semua. Sekarang kita tinggal memilih sikap. Apakah kita akan bertobat seperti kota Tirus dan Sidon? Atau kita akan mengeraskan hati seperti kota Korazim, Betsaida, dan Kapernaum? Jika kita ingin bertobat ada banyak cara yang dapat kita pilih. Tidak perlu hal-hal yang besar. Kita bisa memulainya dengan melakukan komitmen kecil, misalnya untuk selalu membawa botol minuman ke mana pun kita pergi sehingga kita tidak perlu membeli air minum kemasan. Atau dengan selalu membawa tas ketika berbelanja. Kedua hal itu meskipun sederhana tetapi dapat mengurangi jumlah plastik. Hal kecil itu dapat menjadi suatu langkah pertobatan nyata kita. Mengakhiri renungan kali ini, saya mengajak saudara semua untuk memulai pertobatan dengan cara kita masing-masing. Kalau tidak kita siapa lagi? Kalau tidak sekarang kapan lagi? Berkah Dalem.

 

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *