Renungan Sabda: Luk. 11:15-26 | Jumat, 13 Oktober 2023 | Hari Biasa XXVII

Facebook
WhatsApp
Email

Jumat, 13 Oktober 2023

Hari Biasa XXVII

Renungan Sabda: Luk 11:15-26

 

Menghidupi Identitas Sebagai Murid-murid Kristus

(Oleh: Fr Dandhi P)

 

Pada tahun 1974 ada seorang seniman Serbia bernama Marina Abramovic yang menggelar suatu seni pertunjukan di Studio Morra Napoli. Seni pertunjukan itu bernama Rhythm 0. Dalam pertunjukan seni itu Marina menjadikan dirinya sebagai objek seni itu sendiri dan membiarkan para penonton secara bebas melakukan berbagai macam tindakan kepada dirinya selama 6 jam lamanya, dan ia tidak akan merespon sedikitpun tindakan yang ia terima. Dalam pertunjukan itu Marina mengijinkan para penonton untuk menggunakan 72 benda yang telah ia siapkan di atas meja. Benda-benda itu meliputi bunga mawar, kue, rantai, hingga senjata api dan senjata tajam. Pada awal pertunjukan banyak orang yang masih bersikap manis kepada Marina dengan memberikannya bunga mawar dan juga kue, ada pula orang yang sedikit nakal dengan mencubit dan menampar halus dirinya. Akan tetapi ketika para penonton menyadari bahwa Marina sama sekali tidak merespon tindakan dari para penonton, mulailah ada seorang penonton yang berani memukul Marina dengan keras.

Seketika itu pun suasana studio diwarnai oleh tindakan sadis yang ditujukan kepada Marina, mulai dari memukul, menodongkan pistol kepadanya, menggores lehernya dengan pisau dsb.  Marina pun begitu ketakutan dengan sikap para penonton yang begitu bringas tersebut. Untungnya suasana menjadi reda ketika ada seorang perempan yang menghampiri Marina untuk menyeka air matanya dan memeluknya karena tidak tega atas segala tindakan yang ia terima. Setelah 6 jam pertunjukan akhirnya Marina mulai bergerak, dan orang-orang yang tadi bersikap keji kepada Marina pun lari pergi begitu saja, karena takut apabila mereka dituntut atas perbuatannya.

Dari cerita tersebut dapat disadari bahwa sering kali manusia dapat bertindak begitu bringas dan keji ketika ia merasa dirinya aman, terbebas dari hukuman, atau bahkan orang yang menjadi objek kekerasan kita tidak berkutik sama sekali terhadap tindakan yang ia terima. Sikap itulah yang sering kali juga muncul dalam diri kebanyakan orang terutama di media sosial. Banyak orang sengaja memiliki akun palsu agar mereka bisa menjadi anonim dan menyerang serta menghujat orang lain yang tidak ia sukai. Identitas palsu itulah yang lama kelamaan menjadi sarana roh jahat untuk kembali ke hati orang tersebut dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat sehingga orang tersebut pun menjadi semakin buruk.

Dalam bacaan injil hari ini kita diingatkan bagaimana kita membina diri kita sebagai murid-murid Kristus yang sejati, yang setia ikut, serta mengumpulkan bersama Kristus. Identitas kita sebagai murid Kristus itu pun dapat semakin kita ketahui melalui kedekatan kita dengan Kristus. Semakin kita dekat dan akrab dengan-Nya maka semakin jelas pula identitas tersebut. Tetapi yang menjadi pertanyaan reflektif bagi kita semua ialah apakah kita selalu mengenakan identitas itu di segala persitiwa dalam hidup? Atau sering kali kita menginggalkan identitas itu dan memilih menjadi orang anonim untuk bisa melapiaskan amarah kita sesuka hati tanpa mempedulikan kondisi orang lain? Semoga melalui bacaan hari ini kita selalu setia mengenakan identitas kita sebagai pengikut-pengikut Kristus yang mau ikut dan hidup bersama Kristus.

Berkah Dalem

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *