|

Search
Close this search box.

Renungan Sabda: Luk 11:42-46 (Rabu Pekan XXVIII-B)

Facebook
WhatsApp
Email

“Menuai Kebaikan”

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakasih, Engkau telah berkenan mengutus Putera-Mu Yesus Kristus ke dunia. Perkenankanlah kami untuk patuh dan setia akan sabda-Nya, sehingga hidup kami mewujudkan pengabdian bagi kebahagiaan sesama dan mencapai keluhuran abadi bersama para kudus-Mu di surga. Demi Kristus Tuhan dan perantara kami. Amin.

Renungan

“Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan…
Hidup ini harus jadi berkat!

 

     Penggalan lirik lagu di atas sudah tidak terdengar asing di telinga. Pepatah Jawa mengatakan, urip iku mung mampir ngombe. Hidup hanya sebatas meneguk air. Proses meneguk air adalah proses yang singkat, begitulah hidup ingin dianalogikan. Makna dari pepatah Jawa ini senada dengan lirik lagu di atas. Jika direnungkan, lagu tersebut mengajak kita untuk mensyukuri hidup yang hanya sekali ini. Apa yang menjadi tujuan dan harapan adalah hidup ini harus menjadi berkat. Menjadi berkat artinya kehadiran kita di sekitar mampu membawa dampak yang baik bagi siapa dan apa yang kita jumpai. Lantas, apakah selama ini hidupku sudah menjadi berkat bagi orang lain?

 

 

     Sabda Yesus hari ini mengajak kita menuai apa itu kebaikan. Dalam Injil dikisahkan, Yesus mengecam keras orang Farisi dan ahli Taurat karena telah mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Siapa yang menanam dia yang akan menuai. Orang yang menanam kebaikan ia akan menuai sukacita, sebaliknya orang yang menanam iri hati-kesombongan, ia akan menuai penderitaan. Dalam bacaan pertama, Paulus menegaskan bahwa hanya hidup yang mengikuti roh yang bisa membawa kepada Kristus. Kebaikan itu telah dijelaskan secara terang-terangan oleh Paulus, yakni buah-buah roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, dll. Kita sebagai orang Kristiani telah dipanggil oleh Kristus, maka hendaknya kita pun mampu menuai kebaikan dari apa yang telah ditegaskan oleh Paulus. Menuai kebaikan artinya menyadari kehadiran kita bagi orang lain. Tidak sekedar menyadari, namun sejauh mana berguna dan bermanfaat kehadiranku selama ini. Marilah, kita mohonkan kekuatan agar kesempatan dalam hidup ini kita dimampukan untuk mengikuti keinginan roh, sehingga akhirnya kehadiran kita mampu menjadi saksi untuk menanam dan menabur kebaikan.

Doa Penutup

Allah Bapa Mahakasih, kebaikan cinta dan kasih-Mu nyata seluas samudera. Tanamkanlah di dalam hati kami, cinta dan kasih untuk mampu menjadi berkat bagi sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan perantara kami. Amin.

(Fr. Benediktus Tri Widiatmaka, Tingkat III)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *