Rabu, 25 Oktober 2023 |
Hari Rabu Biasa XXIX
Renungan Sabda: Luk. 12:39-48.|
Bersyukur: Mau Mengembangkan Diri dan Berbagi
(Fr. Yonas Bastian)
“Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut [Luk 12:48].”
Salah satu tanda orang dapat dipercaya adalah ketika orang itu mampu menjaga apa yang diberi oleh orang lain. Kalau seorang hamba ingin disebut sebagai orang yang dipercaya, hamba itu mampu menjaga pemberian dari tuannya, atau bahkan menjaga dengan baik kepunyaan tuannya. Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa kita adalah hamba Tuhan yang dipercaya untuk menjaga rumah-Nya. Kita diajak untuk menjaga segala milik Tuhan dengan penuh perhatian dan siap sedia bila kita dibutuhkan.
Akan tetapi dalam kenyataannya, terkadang kita tidak sadar kalau kita telah dipercaya akan banyak hal sehingga kita belum mau bersyukur. Atau terkadang kita juga terlalu tamak akan pemberian Tuhan, sehingga kita tidak dapat fokus mengembangkan apa yang seharusnya kita kembangkan.
Banyak diberi, banyak dituntut, banyak dipercaya, semakin banyak lagi dituntut.
Pengalaman seorang teman mengajarkan pentingnya bersyukur atas karunia Tuhan. Teman ini dikenal memiliki banyak talenta; pandai dalam studi, mahir dalam banyak cabang olahraga, ahli dalam bermusik, menguasai bidang teknologi dan komunikasi, cerdas dalam bersosialisasi dan unggul dalam budi pekerti. Teman ini juga suka membantu teman lain. Menariknya, ketika mendapatkan sanjungan, ia selalu mengatakan bahwa apa yang diperolehnya dengan cuma-cuma [dari Tuhan] akan ia bagikan [kepada sesama] dengan cuma-cuma pula. Ketika ditanya, “apakah bakat itu memang ada sejak lahir?” ia hanya mengatakan, “Entahlah, yang pasti aku hanya ingin selalu belajar dan mengembangkan apa yang kurasa bisa. Itu membuatku selalu excited. Bakat dari Tuhan ga boleh disia-siain!”
Suatu kali dalam obrolan dalam kesempatan lain, teman yang memiliki banyak bakat itu mengatakan, “Semakin banyak hal lo bisa lakuin, semakin banyak pula yang dapat lo kasih ke orang lain. Itu tuh otomatis, lo mampu, pasti lo mau deh berbagi.” Teman ini jarang sekali mengatakan kalau dia bersyukur dengan segala kemampuannya. Tetapi, dari keinginannya untuk selalu belajar dan mengembangkan talenta, serta selalu mau menolong sesama menjadi bukti bahwa ia tidak pernah menyia-nyiakan pemberian Tuhan. Ia juga tidak pernah merasa terbebani dengan banyaknya tugas, tanggung jawab, serta kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia selalu berprinsip, ‘selagi mampu, kenapa nggak?’
Karunia pemberian Tuhan tidak disimpan untuk diri sendiri, namun dibagikan kepada sesama. Rasa syukur atas karunia Tuhan mendorong kita untuk mau mengembangkan dan berbagi, demi kemuliaan Tuhan. Tidak ada kata takut kehilangan atau pun rugi, karena sadar bahwa karunia itu hanya sarana untuk semakin mencintai Tuhan. Mari kita mohon rahmat Tuhan agar semakin mau dan mampu untuk bersyukur atas karunia Tuhan dengan mau mengembangkan diri dan berbagi apa yang kita miliki.