“Kembali Ke Rumah”
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakudus, berkatilah apa yang akan aku kerjakan sepanjang hari ini. jauhkanlah dari padaku sikap terpaksa dalam bekerja, terlebih dalam melayani sesama. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin
Renungan
Setiap orang pasti pernah memiliki pengalaman kembali ke rumah, entah dalam kesempatan apapun. Apalagi saat menjelang liburan lebaran atau liburan Natal dan akhir tahun yang tidak lama lagi akan kita alami, pada umunya kita pasti akan merencanakan untuk kembali ke rumah orang tua kita, karena dari sanalah kita berasal. Apalagi kita yang bekerja di tempat yang jauh dari orang tua kita, pasti akan mempersiapkan mudik jauh-jauh hari sebelumnya. Kembali ke rumah menjadi saat yang selalu kita nanti-nantikan, karena di sanalah kita dapat menimba kembali semangat hidup yang mungkin sudah mulai luntur karena pekerjaan, tugas dan tanggung jawab yang membuat kita menjadi penat dan kehilangan semangat. Kita dapat membayangkan rumah kita masing-masing, apapun bentuk dan situasinya, asalkan di dalamanya terdapat kedamaian, kita pun akan merasa nyaman dan pasti akan selalu merindukan saat-saat untuk kembali. Tetapi sebaliknya, jika tidak ada kedamaian di dalamnya, kita pun pasti akan merasa tidak nyaman dan enggan untuk kembali di dalamanya.
Pengalaman kembali ke rumah kiranya menjadi pengalaman yang sangat dekat dalam hidup kita sehari-hari. Yesus dalam bacaan Injil hari ini, juga mengalami pengalaman “kembali ke Rumah”, yakni ketika Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah (ay. 45). Yesus menyebut Bait Allah sebagai Rumah-Nya untuk berdoa kepada Bapa (ay. 46). Namun, apa yang ditemui Yesus ketika Dia “kembali ke Rumah-Nya” (Bait Allah)? Dia menjumpai banyak pedagang yang sedang berjualan di dalam Bait Allah untuk mencari keuntungan. Yesus marah besar kepada mereka, karena Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat yang damai untuk mengalami perjumpaan dengan Allah, telah berubah fungsinya untuk mencari keuntungan. Orang datang ke Bait Allah tidak lagi ingin menimba semangat hidup dari Allah Sang Sumber Hidup, tetapi ingin mencari keuntungan.
Hal inilah yang dikritik oleh Yesus, bahwa kesempatan untuk “kembali ke Rumah” telah bergeser menjadi kesempatan untuk mencari keuntungan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah menempatkan waktu doa dan hening dalam hidup kita sebagai kesempatan untuk “kembali ke rumah” dan menimba semangat hidup? Atau justru sebaliknya, kita sama sekali tidak memiliki waktu untuk berdoa dan hening, karena kita sibuk untuk bekerja demi mencari keuntungan diri kita pribadi.
Doa Penutup
Allah yang baik hati, terima kasih atas perjuangan hidup hari ini. Terima kasih pula atas segala pengalaman suka duka, keberhasilan dan kegagalan yang aku alami. Semua ini aku serahkan kepada-Mu, sebagai persembahanku hari ini. Berkenanlah Engkau menerimanya dan sempurnakanlah apa yang masih kurang di dalam diriku. Sebab Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.