Renungan Sabda: Luk. 21:12-19 (Rabu, 28 November 2018)

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″ parallax=”off” parallax_method=”on”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.0.74″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

“Menderita Untuk Mulia”

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kekuatan dalam hidup kami, perkenankanlah kami agar senantiasa menyadari diri kami sebagai orang yang Engkau pilih untuk saling melayani di dunia ini. Bantulah kami untuk senantiasa bergembira dalam perjalanan hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus Putra-Mu yang terkasih, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus hidup sepanjang segala masa. Amin.

 

Renungan

       Menjelang masa Adven, bacaan-bacaan yang ditawarkan pada minggu ini bernuansa eskatolgis. Pada bacaan hari ini menyatakan bentuk panggilan sejati perihal mengikuti Yesus. Kita bisa merenungkan bahwa mengikuti Yesus bukanlah perkara mudah. Yesus dengan jelas menyatakan bahwa ketika mengukutinya tentu akan mengalami penganiayaan yang diterima sebagai bentuk pelayanan. Pada masa kini, berbicara tentang penganiayaan bukanlah semata-mata dalam bentuk fisik. Penganiayaan bisa terjadi dalam bentuk fitnah ataupun tindakan bully serta berita Hoax (bohong) yang saat ini sangat sering terjadi.

       Lantas, apakah mengikuti Yesus bisa dikatakan sebagai orang masokis (orang yang menikmati rasa kesakitan)? Tentu tidak. Pernyataan Yesus bukan dimaksudkan pada hal tersebut sama sekali. Perlu kita sadari bahwa sebelum Yesus mengatakan tentang penganiayaan ataupun kesulitan lainnya, Yesus mengatakan bahwa kita adalah orang yang dipilih oleh Dia. Maka, Tuhan tidak akan memberi cobaan yang lebih dari kekuatan kita. Ketika kita merasa bahwa kita mengalami penderitaan bolehlah kita menggambarkan diri kita dalam padang gurun. Kita merasa bahwa Tuhan jauh dari kita dan merasa sendirian. Tetapi kita percaya bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Mengikuti Yesus bukan berarti hidup sesuai dengan keinginan kita.

        Tuhan menumbuhkembangkakan pribadi kita menjadi dewasa dalam rupa tantangan hidup yang kita jalani setiap harinya. Oleh karena itu, pada hari ini Tuhan mengajak kita agar kita setia pada panggilan kita dan menyerahkan kepada Tuhan apa yang kita alami. Tuhan senantiasa mendampingi setiap perjalanan hidup kita. Menjadi contoh nya pada kita bahwa Yesus Kristus menebus dosa kita manusia dengan jalan salib dan penderitaan. Setelah jalan salib dan penderitaan kita percaya bahwa adanya kebangkitan. Maka, segala penderitaan yang kita rasakan saat ini kita percaya bahwa Tuhan selalu mendampingi dan menemani kita membawa kita sampai kebangkitan.

 

Doa Penutup

Yesus sahabat kami, kami percaya bahwa Engkau menuntun dan menemani setiap langkah hidup kami. Hiburlah kami dalam setiap penderitaan yang kami alami saat ini. Kuatkanlah kami agar kami tetap setia pada setiap tugas dan perutusan kami khususnya pada hari ini. Sebab Engkaulah Tuhan dan Sahabat kami kini dan sepanjang masa. Amin.

 

 

(Fr. Albertus Monang, KAJ)

 

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *