[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”||||||||” header_2_text_color=”#651906″ header_2_font_size=”27px” header_3_font=”||||||||” header_4_font=”||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_margin=”||0px”]
Sumber: pinterest.com
MELIHAT DENGAN HATI
oleh Fr. Yohanes Yayan Riawan
Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang orang-orang Kapernaum yang takjub dan heran akan apa yang dilakukan dan diajarkan oleh Yesus dengan sikapnya yang penuh dengan kewibawaan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kisah dalam ayat-ayat sebelumnya, dimana orang-orang Nazareth tidak percaya akan Yesus dan ajaran-Nya. Orang-orang Nazareth merasa mengenal Yesus dan keluarga-Nya, karena Yesus berasal dari Nazareth. Mereka “memandang rendah” Yesus karena Yesus hanya berasal dari keluarga tukang kayu. “Kebutaan hati” membuat mereka tidak percaya bahwa Mesias akan datang dari Nazareth. Karena itu mereka menolak, bahkan berusaha menyingkirkan Yesus.
Sungguh ironis, orang-orang yang berasal dari lingkungan yang dekat dengan Yesus tidak mau percaya dan menolak-Nya, sedangkan orang-orang yang berasal dari daerah lain, justru heran dan terkagum-kagum dengan apa dilakukan dan diajarkan oleh Yesus. Roh jahat diusir-Nya dengan penuh kuasa dan ajarannya yang mengagumkan karena penuh wibawa, membebaskan orang dari belenggu setan dan kejahatan. Namun ada hal yang menarik pula di sini bahwa meskipun apa yang dilakukan oleh Yesus dalam kata dan perbuatan-Nya membuat orang-orang Kapernaum kagum, tetapi kekaguman itu tidak membawa mereka pada perbuatan selanjutnya yaitu percaya dan kemudian mengikuti Yesus. Mereka hanya berhenti pada rasa kagum, sedangkan hati dan iman mereka tidak tersentuh.
Ada dua poin yang dapat kita renungkan melalui bacaan Injil hari ini. Pertama, bagaimana sikap kita terhadap orang lain selama ini? Apakah kita selama ini sama dengan orang-orang Nazareth yang hanya melihat dan menge-judge orang dari tampilan luarnya saja tanpa melihat kebaikan hati yang ada dalam diri orang lain? Kedua, banyak hal dalam hidup ini yang membuat kita berdecak kagum; baik itu ketika kita melihat keindahan alam, kecantikan orang lain, atau pun kisah perjalanan kehidupan kita. Pertanyaannya, apakah kekaguman-kekaguman yang kita alami itu kemudian kita bawa dalam rasa syukur pada Dia yang adalah sumber segala ciptaan? Apakah kekaguman yang kemudian kita syukuri itu semakin menguatkan iman kita kepada-Nya? Semoga rasa kagum dan kesadaran akan keagungan Tuhan semakin membawa kita pada kewibaan sebagai anak-anak Allah, sehingga akhirnya kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. []
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]