Mengikuti Yesus melalui Proses
Doa Pembuka
Allah Maha Bijaksana, ajarilah kami hari ini untuk membuka hati pada firman-Mu. Bimbinglah kami untuk peka akan tanda-tanda kasih-Mu yang nyata dalam tiap peristiwa hidup kami. Semoga kami pun berani mengikuti Engkau dengan rela hati memanggul salib-Mu setiap hari. Amin.
Renungan
Ada peribahasa: “mau nangkanya, tetapi tidak mau getahnya”, berarti mau enaknya, tetapi tak mau menyangga perjuangannya. Hal seperti ini sering terjadi dalam masyarakat jaman sekarang. Banyak orang tidak mau berjuang, tetapi tergesa-gesa ingin enak, kedudukan yang tinggi, pengin kaya dengan cepat. Maka juga dengan mudah mencari jalan pintas.
Semangat seperti ini jelas bertentangan dengan semangat “salib” Tuhan kita. Malah Petrus, murid Kristus sendiri juga salah komunikasi. Dia tau siapa Yesus, tetapi salah menafsirkan. Memang Yesus itu Mesias atau Sang Penebus, dan dengan mengikuti Dia para murid pasti akan memperoleh kedudukan dan tidak perlu bersusah-susah dalam hidupnya. Maka Petrus tidak rela kalau Yesus sampai menderita sengsara, apalagi mati. Karena itu berarti kegagalan bagi para murid.
Yesus memarahai Petrus, karena gagasannya melawan kehendak Allah. Karena barangsiapa menghalangi kehendak Allah sama dengan “setan”. Maka Yesus secara tegas bersabda: “Barang siapa mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memanggul salib dan mengikut Aku. Karena barang siapa menyayangi nyawanya akan kehilangan nyawanya, tetapi yang kehilangan nyawanya demi Aku dan Injil, akan memperoleh kehidupan kekal”.
Memanggul salib berarti tidak berarti hanya hidup dalam kesengsaraan, tetapi beban hidup itu diterima dengan lepas bebas. Orang yang berani menyangkal diri berarti berani menganggap dirinya bukan apa-apa. Tidak mudah mengeluh dan loyo kalau tidak diperhitungkan. Pelaksanaan orang yang rela memanggul salib dalam keluarga itu lalu bagaimana?
-
Rela menerima pendapat orang lain, meskipun tidak cocok dengan pendapat pribadi, demi kerukunan.
-
Rela mengalah, tidak mudah tersinggung atau negatif thinking, tetapi berani memberi semangat bagi orang lain, membesarkan hati dengan menonjolkan segi-segi positif, tidak hanya mencari kesalahan dan kelemahan orang lain.
-
Tidak mudah menuntut orang lain, tetapi memperjuangkan kebahagiaan orang lain dengan rela melayani lebih dahulu.
-
Berani menahan emosi dan menerima keadaan yang tidak menyenangkan dengan sabar, tidak mudah mengeluh, tetapi bisa berembug dengan baik dan pantang mundur meskipun diolok-olok dan dituduh yang tidak biak.
-
Mudah mengampuni orang lain.
-
Mengusahakan kebahagiaan orang lain meskipun sedang mengalami kesusahan.
Semoga kita semakin mampu mewujudkan cita-cita tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan memberkati.
Doa Penutup
Allah Penyelenggara Kehidupan, terimakasih atas korban salib yang Engkau pikul untuk dosa-dosa kami. Semoga hari ini pun kami berani memikul salib kami masing-masing untuk membantu dan melayani orang-orang yang kami jumpai hari ini. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.