Tidak pada Ketamakan
Doa pembuka
Allah yang Maha pengasih, kami bersyukur atas segala rahmat yang boleh kami terima dari kemurahan-Mu. Kami mohon rahmat-Mu, bukalah hati dan pikiran kami agar dapat memahami apa yang Engkau kehendaki terhadap hidup kami. Sehingga kami dapat menjadi kepanjangan tangan-Mu untuk berbagi kasih dengan orang yang berada di sekitar kami yang mengalami kesulitan. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Renungan
Ada semboyan yang sering saya dengarkan tentang harta. Semboyan ini rasanya ingin dihidupi atau dirasakan oleh orang-orang pada umumnya. Semboyan itu adalah “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk sorga”. Melihat dan membayangkan semboyan ini, rasanya sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, “Muda foya-foya” menunjuk pada ketiadaan kerja. Hidupnya santai. Tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski tidak bekerja, namun memiliki harta yang dapat digunakan untuk untuk foya-foya. “Tua kaya raya” tampak jelas sekali menunjuk pada kepemilikan barang atau harta. Tentu orang dikatakan kaya raya jika memiliki harta yang melimpah. Kedua hal itu bagi saya rasanya menunjukkan satu kesamaan, yakni kepemilikan harta di dunia. Kepemilikan harta yang kelihatannya dapat membahagiakan kita di dunia ini.
Kedua hal itu (Muda foya-foya, tua kaya raya) rasanya sangat kontras atau berlawanan dengan semboyan yang selanjutnya yakni “Mati masuk sorga”. Saya katakan kontras karena orang yang masuk sorga tidak ada hubungannya dengan banyaknya harta yang dimiliki saat hidup di dunia. Justru sebaliknya, orang yang memiliki banyak harta bisa jadi menjauhkan dirinya dari Allah. Yesus dalam bacaan kali ini mengingatkan kita agar kita berhati-hati. Hati-hati pada yang namanya harta. Harta di sisi lain memang kita butuhkan. Tetapi kita juga harus ingat bahwa harta bisa jadi menjauhkan diri kita dari Allah. Maka sabda Yesus dalam “sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” menjadi alarm bagi kita akan yang namanya harta, sebab harta dapat membuat kita tamak dan serakah. Dalam ketamakan dan keserakahan itu, kita lupa dengan saudara-saudari kita yang ada dalam kesulitan. Kita hanya fokus pada diri sendiri.
Dari situ, ada nilai yang rasanya baik untuk kita renungkan bersama. Apakah harta yang kita miliki menjadikan kita dekat dengan Allah atau sebaliknya menjauhkan kita dari Allah? Mari kita belajar bersama dari teladan Yesus yang tidak terikat pada harta di dunia dan kita diingatkan agar harta yang kita miliki agar menjadi berkat bagi orang lain.
Doa Penutup
Allah Bapa yang Maha murah, kami bersyukur sabda-Mu yang kau berikan melalui Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Sabda-Mu telah mengajarkan kami untuk tidak terikat pada harta di dunia ini. Kami mohon rahmat-Mu, agar kami mampu menggunakan segala berkat yang telah kami terima dari kemurahan-Mu dengan baik dan bijak sehingga kami menjadi kepanjangan tangan-Mu yang penuh kasih kepada orang lain. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.