Search
Close this search box.

Renungan Sabda: Lukas 13: 22-30 | Minggu, 25 Agustus 2019 – Hari Minggu Biasa XXI (Versi pendek)

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”12px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”||||||||” quote_text_align=”center” quote_text_color=”#e02b20″ quote_font_size=”18px” quote_line_height=”2.5em” header_font=”||||||||” header_2_font=”||||||||” header_2_font_size=”28px” header_4_font=”||||||||” header_4_text_align=”justify” header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.3em” background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

Tujuan hidup adalah Keselamatan:

Pertanyaan tentang “sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”, bisa jadi menjadi pertanyaan kita. Seandainya tidak mengalami keselamatan, apa yang kita dapat? Mungkin kita ingin mendengar bahwa “banyak orang yang akan diselamatkan”, termasuk diri kita. Tetapi Yesus tidak memberikan jawaban yang mungkin ingin kita dengar: bahwa banyak yang diselamatkan, dan keselamatan adalah hal yang pasti dan sederhana untuk dicapai. Ia justru memberi peringatan: “berjuanglah!”. Santo Paulus kemudian katakan, “Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Filipi 2:12). Itu semua adalah hal penting yang perlu kita sikapi dengan serius agar seorang murid dapat “mati dengan bahagia”, dan “hidup dalam kebadian dengan bahagia pula.”

Hidup perlu mengarah pada tujuan: Yerusalem Sorgawi – Kesatuan dengan Allah sang Mahacinta. Untuk bisa sampai pada tujuan kita diajak berjuang karena pintu yang sempit. Apakah hidup sekedar mengalir atau kita sudah mempunyai tujuan?

 

Pintu Sempit

Ketika Yesus berbicara tentang pintu sempit, Ia ingin menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hak istimewa atau sesuatu yang dijamin. Keselamatan akan terjadi sejauh ada kerja sama aktif dengan rahmat-Nya, yaitu berjuang dan berupaya nyata untuk mencintai Tuhan dan mengikuti kehendaknya. “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Yesus memperingatkan bahwa tidak setiap orang yang berseru, “Tuhan, Tuhan…” akan memasuki kerajaan surga, tetapi mereka yang melakukan kehendak Bapa-Nya di surga.

Baptisan bukanlah jaminan keselamatan. Baptisan seharusnya menantang dan membantu seseorang untuk menghidupi jalan menuju keselamatan. Ketaatan untuk melakukan kehendak Tuhan adalah jaminan terbaik yang bisa kita miliki tentang keselamatan kita. Apa saja yang ada dalam hidup kita yang masih tidak sesuai dengan kehendak-Nya?

 

Tidak perlu menilai orang lain:

Kita mungkin terkejut karena mereka yang datang dari “Timur dan Barat” akan memasuki kerajaan di hadapan banyak orang lain. Kita mungkin terkejut karena mereka ikut diselamatkan. Keselamatan bukanlah hak istimewa dari ras atau orang yang dipilih. Itu adalah masalah bagaimana kita dalam kebebasan menanggapi dan menerima anugerah-undangan Tuhan dengan cara hidup tertentu. Kita tidak perlu menilai orang lain; kita hanya harus memperhatikan jiwa kita sendiri.

Jika kita menemukan bahwa hidup kita masih tidak bermutu sehingga sulit masuk pintu yang sempit itu, tugas kita adalah memohon rahmat-Nya agar kita segera bertobat dan pada saatnya bersama orang yang datang dari Timur dan Barat kita mengalami keselamatan jiwa.

  Ada tiga hal yang diperlukan untuk keselamatan manusia:mengetahui apa yang harus dia percayai;mengetahui apa yang diinginkannya; mengetahui apa yang harus dia lakukan.

-Thomas Aquinas-

(Romo Galih Arga W. A., Pr)

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *