Renungan Sabda: Lukas 2:36-40 | Senin, 30 Desember 2019 | Hari Keenam Dalam Oktaf Natal

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]

Sumber Gambar: http://wanita.sabda.org/hana

Perjuangan yang Membuahkan Hasil

Fr. Thomas Rosario Babtista

“Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer.” (Luk 2:36)

Hana adalah seorang nabi Perempuan yang hidupnya ia habiskan di dalam Bait Allah untuk berdoa dan berpuasa. Ia berdoa dan berpuasa bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk keselamatan bangsa Israel. Pada saat itu, bangsa Israel terutama Yerusalem sedang mengalami dijajah oleh bangsa Romawi. Ia berharap akan datangnya Mesias, penyelamat yang diidam-idamkan oleh seluruh orang Israel. Seperti yang diramalkan, Mesias akan memberikan suatu terang bagi kegelapan bangsa Israel. Penantian dan doa dari Nabi Hana tidaklah sia-sia. Dalam masa akhir hidupnya, karena sudah lanjut usia, ia diperkenankan bertemu dengan Mesias yang akan menyelamatkan bangsa Israel. Bahkan dalam kesempatan itu, ia berbicara pada orang banyak tentang Anak itu. Ia merasa sangat bahagia dan apa yang ia perjuangkan tidaklah sia-sia.

Setiap perjuangan yang diberi rahmat oleh Tuhan tidaklah pernah sia-sia. Pasti keberhasilan yang ada di depan mata, dan kebahagiaan yang akan menjadi buahnya. Kebahagiaan bukan hanya bersifat egosentris tetapi kebahagiaanku dan kebahagiaan banyak orang. pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita perjuangkan diberi rahmat oleh Tuhan?

Sesuatu yang diperjuangkan haruslah benar-benar baik, yaitu tidak ada kepentingan diri atau keuntungan diri yang menjadi efek darinya. Dari motivasi, sarana, tujuan, implikasi akan mengarah pada kebahagiaan komunal. Selain itu unsur yang paling penting adalah menyertakan Tuhan di dalamnya. Semua itu akan berpusat pada Allah sendiri. Dari Allah dan kembali pada Allah. Ketika semua itu telah terlaksana yang diharapkan adalah kembali pada Allah di mana setiap orang akan mengucap syukur pada Allah akan karya Allah dalam diri mereka. Rasa syukur itu akan membuahkan suatu kedamaian dalam batin setiap orang, dan menyadari bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita semua dan selalu ada bagi setiap orang yang membuka diri bagi Allah sendiri untuk berkarya. []

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *