[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”||||||||” header_2_text_color=”#651906″ header_2_font_size=”27px” header_3_font=”||||||||” header_4_font=”||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_margin=”||0px”]
Sumber gambar ilustrasi: ftbconline.org
HIDUP BERSAMA
oleh Fr. Yohanes Dwi Andri Ristanto
Communio
Persekutuan atau communio adalah kesatuan dan persatuan lahir batin. Pertama-tama kesatuan lahir batin ini mengacu kepada persatuan antara Allah dan manusia dan antara manusia yang beriman dengan jemaat. Gereja Katolik sangat menekankan pentingnya sebuah persekutuan dalam membina iman kristiani. Nah, pada Injil hari ini diungkapkan bahwa “Dapatkah sahabat mempelai disuruh berpuasa, selagi mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya mempelai diambil dari mereka; pada waktu itulah mereka akan berpuasa”. Perikop tersebut menunjukkan bahwa aspek persekutuan atau communio sangat ditekankan oleh Yesus kepada para murid. Dari sini kita ketahui juga bahwa membina persekutuan dengan Yesus akan menghasilkan sukacita. Sedangkan jika kita tidak menjalin persekutuan dengan Yesus akan menghadirkan dukacita atau dalam perikop tersebut diistilahkan dengan kata “puasa”.
Man of Community
Buah refleksi dari merenungkan Sabda Tuhan hari ini ialah menjadi Man of Community. Ungkapan tersebut mengajak kita untuk mampu membangun persekutuan di dalam komunitas. Di tengah zaman yang dipenuhi dengan hoaks, budaya kebencian, individualisme, dan perkembangan teknologi maka kita perlu menghadirkan arti persekutuan yang didasari cinta kasih Kristus. Salah satu indikator kita sudah menjadi Man of Community ialah kehadiran kita melahirkan sukacita, sebagaimana Kristus yang memberikan sukacita di tengah para murid. Namun, jikalau kehadiran kita di komunitas atau di mana pun kita berada malah menjadi rerasanan, batu sandungan dan sumber konflik maka sebenarnya kita bukannya membangun persatuan melainkan sebagai sumber perpecahan. Jangan sampai kehadiran kita seperti yang diungkapkan dalam injil yakni “Tiada seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju baru untuk menambalkannya pada baju yang tua” Perikop tersebut menunjukkan bahwa kehadiran kita jangan sampai seperti baju tua yang justru merusakkan baju baru, atau dengan kata lain kehadiran kita harus menjadi baju baru yang siap dipakai untuk melayani komunitas dan sesama.[]
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]