|

Search
Close this search box.

Renungan Sabda: Lukas 6:27-38 | Kamis 12 September 2019 – Hari Minggu Biasa XXIV

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.21″][/et_pb_section][et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.21″][et_pb_row _builder_version=”3.21″][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.21″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”0.5em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]

 

Siapa identitas orang Katolik?

Fr. Bonaventura Dwi Putra

 

Ada pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Masyarakat Indonesia kerap kali merunut atau menghubungkan identitas seseorang dengan asal usul dari keluarga. Senada dengan pepatah tersebut, sering ditemui anggapan bahwa orang yang terlihat sukses berarti dari keluarga atau orangtua yang sukses pula. Apakah anggapan ini benar? Bagaimana apabila yang dijumpai adalah orang-orang yang berdosa? Apakah keluarganya juga berdosa? Anggapan demikian tidaklah salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat.

Menarik untuk diperhatikan bahwa anggapan tersebut berbicara mengenai identitas. Kemudian apabila kita merefleksikan lebih dalam, siapakah identitas kita sebagai orang Katolik sebenarnya? Apakah hanya karena status kita sebagai orang Katolik lantas dianggap pasti orang baik dan juga sebaliknya? Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose (Kol 3: 12-17) menjelaskan bahwa kita adalah “orang-orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi Allah. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran”. Di dalam surat tersebut dijelaskan bahwa kita orang Katolik mendapatkan identitas karena Rahmat Allah sendiri.  Namun, apakah hanya karena Rahmat Allah saja lantas kita semena-mena mengklaim bahwa orang Katolik adalah orang suci yang baik dan benar? Tentu rahmat Allah patut kita syukuri, tetapi saya rasa itu saja tidaklah cukup karena perlu usaha konkrit yang real untuk mengejawantahkan rahmat tersebut.

Bagaimana caranya? Dalam Injil hari ini Lukas 6:27-38, Yesus menegaskan kembali bahwa identitas kita sebagai orang Katolik saja tidak cukup kita diminta justru untuk mengasihi musuh-musuh kita. Kalau kalian mengasihi orang-orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu?”. Dengan tegas, Yesus menjelaskan bahwa identitas orang Katolik bukan hanya saja perkara rahmat, tetapi tindakan kasih. Tidandakan itulah yang mencerminkan siapa kita, dengan kata lain apa yang kita perbuat menentukan identitas kita. Tindakan kasih yang sepeti apa? Tindakan kasih sebagaimana Bapa telah mengajarkan kepada kita Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah Yang Mahatinggi”. []

 

 

 

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *