Renungan Sabda: Markus 10:13-16 (Sabtu Biasa Pekan VII)

Facebook
WhatsApp
Email
[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.19.14″][et_pb_row _builder_version=”3.19.14″][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.19.14″][et_pb_accordion _builder_version=”3.19.14″][et_pb_accordion_item _builder_version=”3.19.14″ open=”on” inline_fonts=”Allan”]

Anak Kecil, Empunya Kerajaan Allah

Doa Pembuka:

    Allah Bapa Mahakasih, Engkau menciptakan segala sesuatu baik adanya. Ajarilah kami untuk menghargai dan meluhurkan segala ciptaan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan perantara kami. Amin.

 

Renungan:

    Injil hari ini menceritakan bahwa kualitas seperti seorang anak kecillah yang Yesus tawarkan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dikisahkan, bahwa Yesus memarahi para murid karena menghalangi anak-anak yang datang kepada-Nya. Ia mengatakan, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empuya Kerajaan Allah.” Kedatangan anak kecil menjadi sukacita bagi Yesus tetapi justru kekhawatiran bagi para murid karena akan menghalangi Yesus dalam berkarya. Peristiwa ini justru menjadi kesempatan bagi Yesus untuk mengajar para murid sekaligus menyingkapkan tentang siapa yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

    Dalam pengalaman hidup, saya selalu terkesan ketika mendengar kata anak kecil. Setiap orang pernah menjadi anak kecil. Bahkan, mereka yang sudah lanjut usia terkadang cenderung memiliki atau akan kembali ke sifat anak kecil lagi. Tak dipungkiri, inilah siklus hidup yang terjadi dan dialami hampir setiap orang. Ketika beranjak remaja lalu tumbuh dewasa dan lanjut usia, terkadang kita memiliki kerinduan ingin memiliki mata seorang anak kecil. Mereka yang melihat dunia tanpa kepahitan, yang melompat girang di taman rumput, dan yang bertanya tentang hal-hal kecil, dengan rasa penuh ingin tahunya. Anak kecil bahagia bukan karena harta yang melimpah, tetapi karena teman yang banyak, yang bisa diajak untuk berbagi canda dan tawa. Dibalik itu, kualitas seperti anak kecil: polos, ceria, dan bahagia itulah yang dibutuhkan saat ini. Maka, marilah kita belajar dari seorang anak kecil yang kedatangannya selalu membawa penghiburan dan sukacita.

 

 

 

Doa Penutup:

    Allah Bapa Mahakasih, ajarilah kami untuk dapat memahami kasih setia-Mu. Bukalah mata hati kami untuk dapat melihat dan menemukan kualitas diri seperti anak kecil yang kedatangannya menjadi penghiburan dan sukacita. Semoga kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat juga menjadi berkat penghiburan dan sukacita bagi sesama. Demi Kristus, Tuhan dan perantara kami. Amin.      

(Fr. Benediktus Tri Widiatmaka, Tingkat 3, KAS)

[/et_pb_accordion_item][et_pb_accordion_item title=”Your Title Goes Here” _builder_version=”3.19.14″ open=”off”]

Your content goes here. Edit or remove this text inline or in the module Content settings. You can also style every aspect of this content in the module Design settings and even apply custom CSS to this text in the module Advanced settings.

[/et_pb_accordion_item][/et_pb_accordion][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *