Renungan Sabda: Mat 1:1-16.18-23 (Sabtu Pekan XXII-B)

Facebook
WhatsApp
Email

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Doa Pembuka

Ya Allah,  aku bersyukur atas anugerah iman yang aku terima. Aku juga menyadari bahwa imanku ini tidak bisa kulepaskan dengan iman banyak orang yang telah mendahului aku percaya kepada-Mu. Pada awal doaku ini aku ingin meninjau kembali silsilah dan perjalanan imanku sambil mengingat semua mewariskan iman kepada-ku. Aku mohon penyertaan-Mu agar aku mampu menyadari mata rantai iman-ku ini dan berguna bagi banyak jiwa. Ya Allah, buatlah aku menjadi rendah hati seperti Bunda Maria.

Renungan

   Injil hari ini menggambarkan tentang misteri Penjelmaan yang sangat luar biasa. Allah membuat pilihan untuk menjadi satu dari antara kita manusia. Dalam deretan silsilah nampak adanya orang yang baik dan orang yang berdosa, orang yang terkenal dan orang yang tidak terlalu dikenal. Mengapa Allah memilih pribadi-pribadi yang mempunyai “keretakan” dan dosa, orang yang sepertinya “tidak berharga” menjadi bagian dari perjalanan inkarnasi-Nya? Sekurang-kurangnya kita mengenal tiga (3) orang yang mengalami masalah kesusilaan, yaitu Tamar, Rahab dan Batsyeba. Tamar adalah perempuan Kanaan yang ingin mendapatkan keturunan dari Yehuda dengan cara menyamar sebagai perempuan sundal. Rahab adalah perempuan sundal yang menolong dua pengintai Israel. Batsyeba adalah perempuan yang berzinah dengan Daud.  Kita patut bersyukur karena Allah yang kita imani rindu mensucikan, mengembalikan, mengangkat dan menyembuhkan diri kita melalui perjalanan kemanusiaan kita.  Allah mau beresiko hadir lewat sejarah silsilah hidup kita – yang diwarnai kebaikan dan dosa – dan membawanya dalam sejarah keselamatan, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Karya agungnya belum selesai. Ia melanjutkan karya agungnya itu melalui kita dan deretan silsilah kita.  Allah telah bersabda dan akan selalu bersabda: “Apa lagi yang bisa Aku kerjakan bagi umat-Ku?” Ia selalu bersama kita dan rindu melakukan sesuatu untuk dan melalui kita.
        Orangtua Maria, yaitu bapa Yoakim dan ibu Anna, pada awalnya tidak kunjung mempunyai anak karena mandul. Menurut salah satu versi cerita, Yoakim pernah dihina oleh orang yang berdiri di dekatnya, yaitu saat ia memberikan persembahan kepada Allah karena Allah meninggalkan dia dan tidak memberi keturunan. Dengan perasaan sedih yang mendalam dan putus asa, ia mengikuti kawanan domba ke padang gurun dan tidak kembali ke Anna isterinya dalam waktu yang cukup lama. Di padang gurun ia mendapatkan penampakan dan berita yang membangun harapannya, yaitu bahwa seorang anak akan lahir darinya. Dengan harapan baru itu Yoakim kembali kepada isterinya di Bethesda. Anna pun mengandung dan melahirkan Maria.  Allah ternyata berkenan melibatkan sosok yang penuh keterbatasan ini dan menciptakan karya agungnya melalui mereka. Ia berkenan mengangkat yang rendah dan hina dina. Pertanyaan untuk kita: Allah mempunyai rencana apa terhadapku? Apakah di dalam sejarah keselamatan ini kita juga mempunyai pengalaman yang hampir serupa dengan pengalaman Yoakim dan Anna?
        Setelah mendapatkan cerita dari orangtuanya tentang keadaan yang istimewa di seputar kelahirannya, Maria pun bertumbuh dewasa dan “menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (bdk. Luk 2:51). Rasanya sah-sah saja jika kita berimaginasi bahwa Maria yang saleh itu ingin mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah, dan mungkin, pada tahun-tahun awalnya ia berkeinginan untuk membangun janji tidak menikah. Pengabdiannya yang sederhana dan total kepada Allah sungguh membuatnya sebagai “perempuan yang suci”. Allah rupanya mempunyai rencana yang lain: Ia meminta Maria untuk melahirkan Putera-Nya. Sekali lagi, Allah berhak mengambil apa saja yang dipersembahkan kepadanya dan membentuknya sesuai dengan keinginan-Nya. Ia mengambil apa saja yang baik dan indah dan membuatnya luar biasa bagi keselamatan banyak orang. Allah pun dengan rendah hati memasukkan Dirinya dalam deretan silsilah kita yang diwarnai keterbatasan dan  “cacat” ini.

Doa Penutup

Ya Allah, bantulah aku pada hari ini untuk mengingat kembali apa yang baik yang sudah Engkau berikan kepadaku. Biarkanlah aku melihat karya agung dan penyertaan-Mu. Aku menyadari bahwa Engkau hadir menolongku melalui banyak cara. Bantulah aku agar bisa seperti Maria, dan menyimpan segala sesuatu di dalam hatiku.
(MoDjokS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *