Renungan Sabda: Mat 22 :15-21| Minggu, 22 Oktober 2023 | Hari Minggu Biasa XXIX

Facebook
WhatsApp
Email

Minggu, 22 Oktober 2023

Hari Minggu Biasa XXIX

Renungan Sabda: Mat 22 :15-21

100% Katolik, 100% Indonesia

(Oleh: Fr. Polycarpus Beny Wijaya)

Pada hari ini kita diajak untuk mendalami kisah mengenai Yesus yang “dicobai” oleh orang-orang farisi mengenai membayar pajak kepada Kaisar. Kisah yang sungguh menarik untuk didalami dan direnungkan. Di dalam Gereja Katolik, kita memiliki orang-orang kudus yang mencintai imannya juga bangsanya. Salah satu pribadi yang menampakkan kecintaan kepada Gereja dan bangsanya adalah Mgr. Albertus Soegijapranata dengan kata-kata beliau “100% Katolik, 100% Indonesia”. Kata-kata beliau ini mengajak kita untuk mencintai iman dan juga mencintai bangsa kita. Kita dapat menyatakan mencintai iman kita namun tidak diwujudkan dalam hidup tentu sesuatu yang keliru dan kurang tepat. Salah satu bentuk perwujudannya adalah mencintai bangsa kita sendiri dengan utuh dalam arti lain kita bertanggung jawab dengan iman kita kepada Tuhan dan relasi kita dengan sesama. Dalam Bacaan Injil hari ini pun Tuhan Yesus mengajarkan kita mengenai hal yang serupa, yaitu mencintai bangsa juga mencintai iman. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada  Allah” ungkapan ini menunjukan bagaimana Tuhan Yesus mengajak untuk menjaga keutuhan Relasi kita dengan sesama (satu bangsa) juga dengan Tuhan, karena keduanya sama-sama penting dan saling membentuk kita.

Bacaan Injil hari ini juga mengajak kita untuk berintrospeksi mengenai perilaku kita. Kita diajak untuk bersikap adil dan bertanggung jawab. Tentunya mengenai cara kita menyikapi hak dan kewajiban. Kita cenderung tidak bertanggung jawab atas hal ini dengan berbagai alasan untuk membela diri kita. Kerap kali kita lebih senang membicarakan tuntutan-tuntutan yang menjadi hak kita dari pada apa yang menjadi kewajiban kita. Hak dan Kewajiban itu seharunya salaing melengkapibukan saling menuntut satu sama lain. Dalam berbagai bidang kehidupan kadang kala kita masih seperti itu, contohnya  dalam berelasi dengan Tuhan, kerapkali kita diminta oleh orang tua untuk meminta kepada Tuhan hal-hal yang bagi kita menyenangkan, namun untuk berdoa dan berangkat ke gereja menghadiri Perayaan Ekaristi penuh dengan alasan, entah nanti saja atau “minggu depan kan masih bisa”. Contoh lain kita sebagi pelajar kerap kali menuntut nilai yang baik dan sebisa mungkin di atas KKM, namun kita tidak pernah belajar dan mengerjakan tugas. Contoh lain lagi, kerap kali kita menuntut ini dan itu tapi kita tidak pernah terlibat didalamnya. Contoh-contoh ini cukup menggambarkan bagaimana kita kerap kali melupaka tanggung jawab dan apa yang menjadi kewaiban kita. Dalam bacaan Hari ini Tuhan mengajarkan kita untuk hidup bertanggung jawab. Apa yang seharusnya kita berikan ya berikanlah dan pastilah nanti kita akan mendapat apa yang menjadi hak kita. Maka, marilah kita mohon Rahmat Tuhan agar kita semakin dimampukan untuk menyadari dan bertanggung jawab dalam kehidupan ini, bukan hanya meminta melainkan juga memberi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *