[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]
Sumber Gambar: https://medium.com/bukantologi/dariku-perempuan-yang-setia-menunggu-8c2e04a73b5
Mari Ber-peka
Oleh: Fr. Benedictus Aditya Relliantoko
“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan ….”
Ketika saya masuk ke ruang makan, ada dua orang teman yang sibuk mengepel lantai yang basah dikarenakan tumpahan galon yang telah terisi air penuh. Hal ini dikarenakan seseorang lupa untuk mematikannya. Seketika itu juga saya langsung mencari serok air untuk membantu kawan saya. Padahal di sana sudah banyak kawan saya yang sudah datang. Ironisnya, dari sekian yang hadir do ruang makan itu mereka kurang peka dengan peristiwa itu. Pada akhirnya kami bertiga mengepel bersama-sama sehingga lantai kembali bersih dan tidak licin. Dari pengalaman itu, saya merefleksikannya dengan Injil hari ini. Di mana Yesus mengajarkan kepada kita perihal ke-peka-an.
Ketika Ia melihat banyak pengikut-Nya lelah dan kelaparan, dengan segera Ia menyuruh para murid-Nya untuk menyiapkan makanan bagi mereka. Namun, bagaimana mungkin memberi makan banyak orang itu jika yang tersedia hanya tujuh roti dan beberapa ikan kecil? Karena ketergerakan hati-Nya, Yesus menggandakan roti dan ikan untuk mengeyangkan orang banyak itu. Perbuatan yang dilakukan Yesus ini memberi dampak sukacita bagi para pengikut-Nya, selain mereka sembuh dari penyakit, mereka juga merasa kenyang. Bahkan disebutkan bahwa roti itu sisa tujuh bakul penuh.
Kawan-kawan terkasih, di jaman now ini sangat dibutuhkan orang-orang yang peka terhadap situasi sekitar mereka. Jangan sampai kita dibutakan oleh karena kemajuan teknologi, yang seharusnya membantu kita untuk peka dengan menjalin komunikasi lewat media sosial, tetapi malah menjadikan kita lupa dengan lingkungan sekitar. Kepekaan itu lahir dari hati yang lunak. Dari hati yang lunak, hati tergerak untuk membantu kawan yang membutuhkan pertolongan atau merespon peristiwa yang tidak semestinya terjadi. Dengan demikian terjalinlah relasi kasih oleh karena ketergerakan hati untuk saling membantu dan memahami. Sedangkan hal itu tidak dirasakan dari hati yang keras, yang muncul malah sikap acuh dengan lingkungan. Semoga sebagai orang Kristiani, semakin hari semakin kita peka dengan lingkungan sekitar, semakin peka dengan perasaan orang lain. Dengan kepekaan hati, kita membuka hati untuk semakin banyak membantu sesama sehingga nama Allah semakin dimuliakan. []
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]