[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]
Mengenal Sang Immanuel
Fr. Yohannes Bramanda R. K.
Semua orang seolah-olah tahu siapa Tuhan. Mereka dapat mengatakan apa saja dengan mengatasnamakan Tuhan; namun apakah mereka sungguh-sungguh tahu dan mengenal Tuhan? Bagaimana dengan kita, apakah kita mengenal Tuhan? Jika Yesus hadir di zaman modern ini, apakah aku dapat mengenali-Nya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali menggelitik hati nurani kita. Bagaimana kita dapat mengenal Tuhan jika kita tidak pernah berjumpa dengan-Nya? Relasi kita dengan Tuhan tumbuh dari perjumpaan-perjumpaan yang kita alami melalui pengalaman rohani. Ada macam-macam pengalaman rohani yang bisa kita peroleh, entah ketika kita sedang berdoa atau pun ketika kita sedang melaksanakan tugas kita sehari-hari sebagai orangtua, anak, guru, pegawai kantor, pedagang, dsb. Kita dapat berjumpa dengan Tuhan melalui setiap kegiatan yang kita lakukan. Ketika kita sering berjumpa dengan Yesus dan sungguh-sungguh mengenal-Nya, maka kita tidak perlu khawatir apabila kita mungkin melewatkan-Nya, tidak seperti ahli-ahli Taurat yang tidak dapat mengenali nabi Elia yang hadir dalam diri Yohanes Pembaptis. Yesus pun berkata, “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.” Para ahli Taurat tidak mampu mengenal Elia karena mereka tidak pernah berjumpa dengannya, padahal perjumpaan itu sendiri tidak memiliki batas-batas yang dapat terukur. Perjumpaan merupakan sikap hati yang terbuka yang menunut kerendahan hati. Meskipun terpaut jarah 2000 tahun, toh kita masih dapat mengenal dan berjumpa dengan Yesus hari ini, besok, dan selamanya.
Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh Santo Yohanes dari Salib yang kita peringati hari ini. Ia menjadi pembaharu Ordo Karmel agar dapat semakin mengenal dan berjumpa dengan Yesus, terutama dalam hal kemiskinan. Bersama-sama dengan Santa Theresia dari Avila, ia mencoba solider dengan orang-orang miskin dengan tidak mengenakan kasut. Para pengikut mereka kemudian dikenal dengan Ordo Kamel Tak Berkasut (Ordo Carmelitarium Discal¬cae-torum atau O.C.D.). Semoga kita dapat meneladan semangat Santo Yohanes dari Salib supaya dapat lebih mengenal dan berjumpa dengan Yesus dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.
Sumber foto: https://www.karsanusantara.com/perjumpaan-ada-perpisahan/
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]