Belajar Menilai secara Positif
(Pesta St. Matius, Rasul dan Pengarang Injil)
Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, bukalah mata hati kami agar kami mampu melihat hal positif dalam diri orang lain. Jadikanlah kami sebagai pribadi-pribadi yang tidak hanya berfokus pada hal negatif pada diri sesama kami. Kami juga mohon berkatMu bagi mereka yang kerap kali kami nilai negatif, agar dalam proses hidup mereka juga senantiasa mengandalkan dan semakin dekat denganMu. Demi Kristus, Tuhan, dan Juru Selamat kami. Amin
Renungan
Kita mungkin punya kecenderungan untuk mengkritisi dan mempertanyakan apa yang dibuat oleh orang lain. Kecenderungan itu bisa berkadar kecil, atau juga bisa berkadar besar yang akan berpengaruh pada cara kita memandang dan bersikap atas orang lain. Kebiasaan untuk memberikan penilaian negatif itu akan membuat kita mudah untuk menghakimi apapun yag kita lihat. Kita menjadi sulit untuk memberikan apresiasi atas apa yang dibuat oleh orang lain, karena kita terlalu berfokus pada hal negatif yang ada.
Hari ini Yesus mengajak saya dan kita semua untuk mau menjadi pribadi yan tidak mudah menilai negatif orang lain. Tanggapan orang banyak yang menilai Yesus negatif membuat mereka tertutup pada nilai positif yang sebenarnya lebih besar dan berharga. Penilaian negatif tentang pilihan Yesus yang makan di Rumah Matius si Pemungut Cukai membuat mata hati banyak orang tidak bisa menangkap belas kasih yang Yesus berikan. Bukannya memberikan apresiasi dan meneladan sikap Yesus, orang banyak justru lebih senang menganggap Yesus sebagai pribadi yang tidak normal karena makan dengan orang-orang yang secara sosial dijauhi.
Penilaian negatif kita terhadap orang lain mungkin juga bisa menjadi beban bagi pribadi yang bersangkutan untuk berkembang dan berbenah menjadi pribadi yang lebih baik. Penilaian yang sudah terlanjut negatif bisa jadi malahan membuat ia enggan untuk berubah karean toh tidak akan merubah penialian umum atas dirinya.