|

Search
Close this search box.

Renungan Sabda: Matius 9:9-13 | Sabtu, 21 September 2019 | Pesta S. Matius, Rasul dan Penulis Injil

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]

Sumber Gambar: https://www.istockphoto.com/photo/woman-opening-door-gm820556842-132605091

Keluar dari Kebiasaan

oleh: Fr. Saptono

Ibu, bapak dan saudara-saudari terkasih berkah Dalem? Hari ini kita merayakan pesta Santo Matius Rasul dan Penulis Injil. Matius bekerja sebagai pemungut cukai. Sebagai pemungut cukai, Matius dibenci oleh orang Farisi. Pekerjaan sebagai pemungut cukai dianggap sebagai dosa oleh orang Farisi, maka orang Farisi tidak mau bergaul dengan Matius. Tetapi Yesus justru melakukan tindakan yang berbeda, Yesus makan dengan Matius yang akhirnya membuat orang Farisi bertanya pada murid-Nya “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa”.

Dalam permenungan saya, orang Farisi bertanya seperti itu karena ada rasa diri dalam diri mereka. Rasa iri itu timbul karena Yesus lebih memilih pemungut cukai untuk makan bersama daripada orang Farisi. Pandangan dan pemikiran seperti itu yang hendak diubah oleh Yesus. Yesus mau mengajak orang Farisi untuk keluar dari kebiasaan berpikir mereka. Yesus mau mengajarkan untuk mengasihi orang-orang yang dijauhi. Yesus mau menunjukan bahwa pemikiran-Nya bukanlah apa yang dipikirkan oleh orang Farisi. Yesus hendak menjukan belas kasih Allah kepada setiap orang. Belas kasih yang membawa pada penerimaan diri apa adanya. itulah yang hendak disampaikan oleh Yesus dalam perkataan-Nya “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit”.

Ibu, bapak dan saudara-saudari yang terkasih, kita juga diajak untuk mau keluar dari pemikiran kita yang biasa. Kita diajak untuk mewartakan cinta kasih Allah. Cinta kasih yang penuh penerimaan terhadap orang lain. Untuk itu, saya mengajak anda semua untuk mau menjadi kepanjangan cinta kasih Allah kepada semua orang sesuai dengan situasi di sekitar kita. Mari kita mohon rahmat Allah supaya kita dimampukan untuk keluar dari kebiasan pemikiran kita dan kita gunakan pemikiran baru dengan berusaha menunjukan cinta kasih Allah kepada sesama. Dimulikanlah Tuhan kini dan sepanjang masa. Amin. []

 

 

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *