“MENGALAMI WAJAH KASIH ALLAH”
Doa Pembuka
Allah Bapa yang baik, pada hari ini kami hendak merenungkan sabda Putera-Mu, sabda kasih yang senantiasa hadir dan tinggal di antara kami. Kami mohon, bantulah kami mendengarkan kasih-Mu yang agung, serta melaksanakannya dengan cara mengasihi sesama kami manusia seturut dengan sabda-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah kini dan sepanjang segala masa. Amin
Renungan
Mrk 12: 33. “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”
Sebagai umat beriman, tentu kita tidak asing lagi bila mendengar segala hal mengenai kasih. Kasih tidak pernah lepas dari sabda Tuhan yang kita baca melalui kitab Suci maupun kita dengar melalui bacaan saat perayaan Ekaristi. Kasih itu berbuah kesabaran, kemurahan hati, dan buah serta berupa sikap baik lainnya. Begitulah yang seharusnya terjadi bila kita benar-benar mengamalkan kasih. Namun apakah kasih masih relevan bagi kehidupan kita sehari-hari?
Sebuah kisah menarik hadir dari seorang ibu yang boleh dikatakan serba berkecukupan dalam hidupnya. Suaminya sedang jatuh sakit sehingga segala pekerjaan kantor maupun rumah menjadi tanggungannya. Memang tidak mudah secara manusiawi menerima keadaan ini, namun ibu ini menerimanya berdasarkan kasih yang telah Tuhan limpahkan. Ia senantiasa melayani suaminya dengan penuh perhatian. Di samping itu, tak hentinya ia membantu orang-orang KLMTD (kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel) dengan segala yang ia bisa berikan. Ia tidak peduli dengan apa yang ia punya karena berbuat baik bagi orang yang ia kasihi merupakan kegembiraan baginya.
Seringkali kita hanya belajar dan memahami apa arti dari kata kasih itu dalam taraf pikiran. Namun pada praktiknya kurang begitu nampak, seolah-olah kita seperti seorang ahli taurat yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini. Mereka sungguh-sungguh tau hukum-hukum kasih namun hanya sebatas tau tanpa memberi tindakan yang berguna bagi sesama manusia. Memang Yesus sendiri bersabda bahwa seorang yang sadar akan kasih kepada Allah dan sesamanya manusia tidak akan jauh dari surga. Namun bukan serta-merta kita hanya cukup berhenti sampai kepada perkataan saja. Kita perlu lebih dalam lagi menyelam sehingga kita boleh sampai kepada kasih yang sejati dengan segala apa yang kita bisa perbuat untuk mengungkapkan kasih dari Allah kendati hanya melalui tindakan-tindakan yang sederhana. Upaya-upaya kecil misalnya dengan membawa saudara-saudari kita yang KLMTD ke dalam doa kita sehari-hari, merupakan tindakan mengasihi Allah dan sesama kita yang sungguh nyata tanpa harus tergoda oleh rasa ingin dilihat dan dipuji.
Doa Penutup
Allah yang Mahapengasih, melalui Sabda-Mu, kini kami menyadari betapa Kasih-Mu nampak dalam hidup kami sehari-hari. Kini bantulah kami untuk tidak hanya sebatas mengalami kasih-Mu lewat ucapan kami sehari-hari, melainkan kuatkanlah kami pula supaya kami mampu bertindak dengan kasih-Mu kepada saudara-saudari di sekitar kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Fr. Thomas Yuniarko Wibowo, Tingkat I