Renungan Sabda: Mrk. 13 :24-32 (Minggu, 18 November 2018, Pekan Biasa XXXIII)

Facebook
WhatsApp
Email

Peka Melihat Tanda-Tanda Zaman

Doa Pembuka
     Ya Tuhan, syukur kami haturkan ke hadirat-Mu atas hari baru yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, hari ini kami hendak mendengar dan merenungkan firman-Mu. Bukalah hati dan pikiran kami, agar kami dapat merenungkan firman-Mu dan melaksanakannya dalam kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan kami. Amin.

 

 

Renungan                                       
     Waktu berjalan seolah-olah sangat cepat. Tidak terasa, tahun liturgi B/II di 2018 akan berakhir dan akan memasuki tahun liturgi C. Akhir-akhir ini, bacaan yang kita dengar – baik bacaan pertama, kedua, maupun injil –  mengenai akhir zaman atau lazim disebut kiamat. Hal ini bukan berarti bahwa Tuhan hendak menakut-nakuti kita, manusia, melainkan untuk melainkan untuk mengingatkan kita bahwa segala sesuatu memiliki akhir.
     Yesus mengingatkan kita mengenai hal tersebut, bukan berarti tidak memiliki tujuan. Maka dari itu, kita diajak untuk lebih peka melihat tanda-tanda zaman dan senantiasa berjaga-jaga. Hal ini kita lakukan sebab kita tidak tahu kapan akhir zaman akan datang. Kita kerap kali merasa takut menghadapi akhir zaman. Hal ini terjadi sebab kita belum siap untuk menghadap-Nya. Itu sebabnya kita harus peka melihat tanda-tanda zaman dan senantiasa berjaga-jaga.
     Walaupun demikian, terkadang manusialah yang membuat “kiamat”. Kiamat yang saya maksud bukanlah akhir zaman (versi Tuhan atau Kitab Suci), melainkan “kiamat versi manusia”. Kiamat yang dibuat manusia itu seperti pembunuhan, pelecehan seksual, peperangan, dan masih banyak lagi. Padahal, selama ini manusia takut akan kiamat. Dalam bacaan injil ada dikatakan bahwa Allah memilih orang-orang benar di hadapannya pada akhir zaman (bdk. Mrk. 13:26-27). Artinya, tidak semua orang akan tinggal bersama-Nya. Maka dari itu amat pentinglah bagi kita untuk melaksanakan peziarahan di dunia ini sesuai dengan kehendak-Nya.
     Kehidupan kita dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam melaksanakan peziarahan di dunia ini, kita diajak untuk lebih merefleksikan hidup. Peziarahan kita di dunia ini membutuhkan hal-hal material, akan tetapi bukan berarti hal-hal material memberikan kebahagian bagi kita. Tuhan menyadari kita bahwa hal-hal material di bumi hanya sebagai sarana. Perlu diketahui bahwa dalam menjalani peziarahan ini, kita perlu mengarahkan hidup pada nilai-nilai spiritual yang mempererat hubungan kita denga Tuhan. Dengan eratnya hubungan tersebut, Tuhan memampukan manusia untuk mengelola kehidupannya menjadi lebih bijaksana, rendah hati, tekun, peka melihat tanda-tanda zaman dan senantiasa berjaga sebagai persiapan (kelak) merayakan kebahagiaan abadi bersama-Nya setelah kita menyelesaikan peziarahan di dunia ini.
Doa Penutup  
     Allah Bapa yang Maha Pengasih, kembali kami haturkan puji dan syukur ke hadirat-Mu. Bapa, kami telah merenungkan firman-Mu mengenai akhir zaman. Kiranya Engkau menyertai kami dan membantu kami untuk lebih peka melihat tanda-tanda zaman serta senantiasa berjaga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

 

(Fr. Fransiscus Xaverius Andika Marihot Siboro-Tingkat I)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *