[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″ parallax=”off” parallax_method=”on”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.0.74″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]
“Berani Masuk ke Dalam Kesunyian, Siapa Takut?”
Doa Pembuka
Tuhan Yesus Kristus, pada hari ini Engkau mengajak kami bersama murid-murid-Mu untuk masuk ke dalam kesunyian setelah kami menunaikan segala tugas dan tanggung jawab kami mewartakan cinta kasih-Mu. Semoga di dalam kesunyian, kami tidak mudah untuk lari dan semakin mendalami apa yang menjadi setiap kehendak-Mu di dalam hidup kami.
Renungan
Kesunyian menjadi barang mahal bagi orang-orang yang hidup di dalam generasi milenial dewasa ini. Berbagai macam perubahan bisa cepat terjadi dengan kecanggihan teknologi yang manusia ciptakan sendiri. Kesunyian identik dengan kebosanan, tidak bisa banyak berbuat, itu-itu aja, dan lain sebagainya. Melalui bacaan pada hari ini, Yesus punya maksud untuk mengubah paradigma negatif tentang kesunyian. Kesunyian merupakan momen berharga untuk sejenak kita beristirahat dari segala kesibukan dan masuk ke dalam perjumpaan dengan diri sendiri bersama dengan Tuhan. Dari situlah, kita sebagai pribadi semakin dimampukan oleh-Nya untuk mempunyai ketajaman pikiran dan ketulusan hati dalam mengambil setiap keputusan.
Ketika seseorang melulu disibukkan dengan pelbagai kegiatan atau aktivitas yang membuat seolah dia lupa akan dirinya sendiri, maka orang itu dikatakan oleh Yesus seperti domba yang tak bergembala. Artinya apa? Ia tidak tahu kepada siapa harus berpegang dan jalan benar mana yang harus dituju. Kesadaran dari kerumunan orang banyak yang mencari Yesus merupakan kerinduan orang-orang yang ingin mencari kesunyian. Maka, di sanalah Yesus mengajarkan kepada mereka arti kesunyian yang sejati. Yesus tidak hanyak mengajarkan, tapi Ia melakukan bersama dengan murid-murid-Nya. Inilah bentuk keutamaan yang diperjuangkan oleh Yesus Sang Gembala Sejati.
Kemampuan untuk berani masuk ke dalam kesunyian dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan di tengah kesibukan duniawi menjadi modal besar bagi kita semua sebagai murid Kristus. Modal besarnya adalah kita akan dengan mudah berani untuk berkomitmen dengan segala bentuk peristiwa besar yang menandai hidup kita. Komitmen hidup selalu bisa dilatih melalui hal-hal sederhana yang kadangkala membuat kita memang harus melampaui segala bentuk zona nyaman kita.
Doa Penutup
Tuhan Allah kami, Putera-Mu, Yesus Kristus telah memberikan teladan kepada kami untuk berkanjang di dalam kesunyian dan semakin masuk ke dalam ruang hati kami. Bantulah kami untuk berjuang membangun komitmen pada hidup kami setelah kami mengenal dengan sungguh kelemahan dan kekuatan diri kami sebagai murid-murid Kristus. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
(Fr. Joseph Mattovano, KAJ, Tingkat VI)
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]