Bentuk Kekecewaan
Fr. Fransiscus Xaverius Andika Marihot Siboro
Di masa kritis sekarang ini, banyak di antara kita yang merasa jenuh, bosan, kesal, dan bahkan memiliki tekad ke arah negatif. Hal itu, mau bagaimanapun, sudah seharusnya kita rasakan, sebab itu merupakan rasa manusiawi. Akan tetapi, hal itu tidak akan semakin besar atau bahkan rumit jika kita menggunakan hati Nurani di mana kita perlu menyadari bahwa masih ada orang yang berjuang keras dan berada di garda terdepan untuk menghadapi masa kritis ini, seperti para medis.
Baru-baru ini, saya mendapatkan hastag (tagar) yang viral, yakni #indonesiaterserah. Ketika saya mendalami dan mencari maksud hastag tersebut, saya sangat terkejut. Mengapa? Ternyata, hastag itu datang dari akun para medis di media sosial (medsos). Mereka merasa kecewa dengan warga Indonesia yang tidak menghargai para medis. Banyak warga Indonesia atau bahkan kita yang tetap bersikeras keluar rumah hanya karena keegoisan kita, seperti berita tentang warga di Bogor yang berdesak-desakan di pasar. Kita kurang menyadari betapa besarnya pengorbanan para medis yang bahkan rela mempertaruhkan nyawa untuk kita. Tidak heran jika para medis membuat hastag tersebut yang menjadi tanda kekecewaan mereka terhadap kita. Lalu, bagaimana tindakan kita kedepannya? Akankah tetap seperti ini?
Hari ini Yesus mengatakan bahwa Roh kebenaran akan datang dan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13). Roh kebenaran itu tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, melainkan segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya. Nah, bagaimana dengan kita? Apakah kita siap membuka hati dan menyediakan tempat bagi Roh Kebenaran itu? Marilah kita mulai dari hal sederhana, yakni membuka hati dan menyediakan tempat bagi sesama, seperti tetap di rumah dan menjaga kesehatan demi membantu dan mendukung para medis yang telah berjuang bagi kita. Semoga Tuhan selalu menuntun kita, kini dan sepanjang masa. Amin.