|

Search
Close this search box.

SRAWUNG ORANG MUDA LINTAS AGAMA: “Berjabat Erat Hilangkan Sekat”

Facebook
WhatsApp
Email

Jumat, 26 Oktober 2018 – Hari Pertama

       Geliat hari pertama opening ceremony Srawung Persaudaraan Sejati Kaum Muda Lintas Agama 2018 begitu memikat. Suasana sukacita sebagai satu saudara mengalirkan rasa damai, rukun dan guyub, meski berbeda. Sebanyak 921 orang muda lintas agama berkumpul di Hall UTC Semarang untuk merayakan keberagaman dan membangun harapan akan terwujudnya peradaban kasih di tengah tantangan zaman. Acara ini akan berlangsung hingga Minggu, 28 Oktober 2018, tepat memperingati 90 tahun Sumpah Pemuda.

           Dibalut dalam nuansa sendratari kolosal diiringi  komunitas minat bakat tari dan karawitan Klaten, kisah Jaka Kendil menjadi simbol perjalanan orang muda mencari jati diri di tengah perjuangan menciptakan persaudaraan sejati. “Cerita Jaka Kendil udah jarang banget kita denger. Tapi ternyata ada banyak makna kearifan lokal yang luhur”, udar salah satu peserta yang hadir. Usai pentas sendratari, Mgr. Robertus Rubiyatmoko hadir memberikan sambutan dan pesan kepada seluruh orang muda: “Orang muda itu tidak boleh lembek. Jadikan momen srawung ini pemicu untuk meneruskan estafet perdamaian, kerukunan, persatuan Indonesia. Keluarkan ide-ide kreatif kalian untuk membangun bangsa”.

“Para peserta menikmati suguhan sendratari “Jaka Kendil” – (Doc. Fr. Rendy)

 

 

         Dalam kesempatan ini, hadir sejumlah tokoh agama dari Islam, Hindu, Buddha, Kristen, penghayat kepercayaan dan jajaran aparat keamanan daerah Semarang. Selain itu, kurang lebih 20 komunitas ikut ambil bagian dalam perhelatan srawung ini, seperti halnya mahasiswa/I UIN Sunan Kalijaga, CRCS UGM, GBI Miracle Service Sedayu, Srikandi Lintas Iman, Mahasiwa UNY, STHD, dan GPIB Margamulya. Motivasi kehadiran mereka, selain untuk membangun jejaring komunikasi lintas agama dan kota/daerah, tetapi juga aksi-aksi konkret, sebagaimana nampak dalam kesempatan Forum Muda Bercerita dan juga stand up komedi.

“Sejumlah tokoh lintas agama hadir memberikan support penyelenggaraan kegiatan Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda KAS 2018” – (Doc. Fr. Rendy)

“Tari Sufi menjadi simbol pengekangan akan hawa nafsu dan ketamakan serta ego-diri mementingkan kepentingan sendiri” – (Doc. fr. rendy)

            Akhirnya, kolaborasi saxophone Rm. Aloysius Budi Purnomo, Pr dengan Yunan Helmi saat membawakan lagu “Damai Dalam Cinta”, membungkus seluruh dinamika sepanjang hari pertama yang kaya akan refleksi. “Mari jaga persatuan! Jangan mau dipecah belah! Kita semua satu. Kita semua Bhinneka”!

“Rm. Aloysius Budi Purnomo, Pr berkolaborasi dengan Mas Yunan Helmi, musisi pencipta lagu “Damai Dalam Cinta” – (Doc. fr. Rendy)

 

Fr. Fikalis Rendy Aktor (Dokumentasi SRAWUNG 2018)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *