Mencari…
Mencari… Menatap bulan purnama Ditemani bisikan lembut angin Yang menyanjung hati risau Diiringi oleh melodi kalbu Arus Distorsi mengacaukan Permenungan tujuan Pudarkan fiksi
Mencari… Menatap bulan purnama Ditemani bisikan lembut angin Yang menyanjung hati risau Diiringi oleh melodi kalbu Arus Distorsi mengacaukan Permenungan tujuan Pudarkan fiksi
Terkadang bagaikan api. Kilau cahayanya mampu mengedipkan mata. Tersambar di muka, akhirnya. Ku terpana merasa sakitnya. Teraba dan memar itu ada. Terkadang pula bagaikan air.
Jantung Hati Terjaga. Selama kesempatan itu ada dan aku punya, Sebagaimana kunci itu terbuka dan aku melayang di atasnya. Sebuah ruang tanpa nama, namun
Dia yang Memberikanku Kupu-Kupu dia adalah wanita yang menaruh air matanya pada bak mandi. tempatku mandi, saat tubuhku tak ingin mandi sendiri. dia adalah wanita