Renungan Sabda: Luk 10 : 1-12 (Kamis Pekan XXVI-B)

Facebook
WhatsApp
Email

“Perpanjangan Tangan Kasih Tuhan”

Doa Pembuka

Allah Bapa Sang Empunya Tuaian, kami bersyukur atas buah-buah kasih yang kami terima hari ini. Semoga hari ini kami dapat menjadi perpanjangan tangan kasih-Mu, sehingga sukacita dan kasih-Mu dapat dirasakan oleh semakin banyak orang. Amin.

 

 

Renungan

           Pada hari ini kita merayakan perayaan wajib Santo Fransiskus Assisi. Santo Fransiskus Assisi merupakan santo yang memberikan teladan untuk berani meninggalkan zona nyaman (kekayaan duniawi) untuk mendapatkan kebahagiaan sejati (melayani Kristus melalui sesama). Ia merelakan kekayaannya untuk mengikuti Tuhan sutuhnya dalam cinta kasih, pewartaan dan penderitaan-Nya. Sedangkan Bacaan Injil hari ini mengisahkan mengenai “Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit.” Berbicara mengenai kedua hal ini, mengingatkan saya pada suatu peristiwa yang pernah saya alami. Waktu itu saya menggunakan kereta untuk berangkat Live-In dari Jogja menuju Solo. Saat saya berada di dalam kereta, saya terpaksa berdiri, karena waktu itu kereta penuh. Saat saya berdiri bersama banyak orang, saya menjumpai seorang kakek yang juga berdiri. Kakek tersebut tidak mau untuk duduk dan malah mempersilahkan orang lain untuk duduk. Lalu hingga sampai tujuan, saya tetap berdiri dan tidak menjumpai lagi orang ramah seperti kakek itu. Saya melihat, para penumpang seolah pura-pura tidak tahu, bahwa ada orang-orang yang berdiri dari Jogja sampai Solo.

 

 

           Dari kisah Santo Fransiskus, Injil Lukas 10:1-12 dan kisah yang saya alami, Tuhan ingin mengingatkan kita mengenai betapa sedikitnya orang-orang (pekerja) yang peka akan panggilan untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan. Lukas 10:3 mengingatkan bahwa perutusan yang Tuhan tawarkan perlu perjuangan dan tidak mudah, bagaikan mengutus domba di tengah-tengah serigala. Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita juga diberi kesempatan Tuhan untuk menjadi pekerja-Nya. Misalnya, melalui adanya ajakan gotong royong, doa lingkungan, tertib lalulintas, ramah terhadap sesama atau pun lingkungan, dll. Namun, seringkali kita malah memilih untuk pura-pura tidak tahu, menghindar atau menolak dengan mencari alasan masuk akal. Keteladanan Santo Fransiskus Assisi menegaskan bahwa menjadi “pekerja Kristus” harus berani merelakan kenikmatan duniawi dan percaya Tuhan akan menyempurnakan segala usaha yang kita lakukan. Selain itu, Tuhan juga mengajak kita untuk menjadi pionir yang peka akan kasih Tuhan dan yang senantiasa mau menghadirkan kasih Tuhan kepada sesama yang kita jumpai.

 

 

 

Doa Penutup

Allah Bapa Sumber Kasih, kami bersyukur karena Engkau menyapa kami dalam peristiwa kehidupan sehari-hari. Semoga kami setia menjadi pekerja di ladang-Mu yang kudus seperti yang diteladankan Santo Fransiskus Assisi, sehingga kami dapat senantiasa merasakan buah-buah kasih-Mu dan hari demi hari kami semakin menjadi pekerja yang menyebarluaskan kasih-Mu pada sesama yang kami jumpai. Amin.

 

 

 

(Fr. Koko Kristanto, Tingkat IV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *