[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”0em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px” inline_fonts=”Verdana”]
Saksi Tuhan
Fr. Andri
Pada bacaan untuk minggu ini mengisahkan tentang penampakan Yesus kepada dua murid yang berjalan di Emaus. “Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus” (Luk 24: 13). Hal menarik dari kisah ini adalah Yesus justru menampakkan Diri kepada mereka yang dianggap bukan orang-orang penting. Dua orang murid itu bukanlah termasuk dari 11 rasul Yesus. Bahkan tentu kita masih ingat bahwa Yesus menampakkan Diri pertama kali justru kepada Maria Magdalena. Dapat dikatakan di sini bahwa bilangan 11 rasul yang tersisa, yang notabene nantinya menjadi pemimpin jemaat justru malah tidak menjadi kelompok pertama yang mendapat penampakan Yesus. Refleksi yang dapat diangkat adalah kebangkitan Yesus pertama-tama berkarya kepada mereka yang berasal dari golongan kecil bahkan yang tidak dianggap oleh masyarakat sekalipun. Yesus malah memilih orang-orang sederhana tersebut untuk menjadi pewarta kebangkitan-Nya. Dengan demikian kita tidak perlu takut dan minder untuk mewartakan Yesus di dunia ini. Kita yang penuh dosa, tidak pantas bahkan tidak memiliki kontribusi penting di masyarakat ini sebenarnya mampu menjadi alat Tuhan untuk mewartakan sukacita kebangkitan. Marilah kita wartakan Tuhan di setiap langkah laku hidup kita setiap hari.
Sumber gambar :
https://penakatolik.com/wp-content/uploads/2017/04/Emaus.jpg
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]