[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px” inline_fonts=”Georgia”]
Jangan Berpaling dari Dirimu Sendiri
Fr. Agustinus Brian Kurniawan
Suatu kali, pada saat saya sedang mengikuti perkuliahan di kampus, saya melihat dosen yang sedang sibuk mempersiapkan perkuliahan hari itu. Sontak saya berkomentar kepada salah satu teman, “Kae pie sih sing nangarep. Kok ora peka njuk ngrewangi rama?” Teman saya ini kemudian berkomentar, “Lha nek koe ngerti ngapa ora kowe wae sing maju?” Hmmm… Mendengar jawaban itu, saya kemudian termenung sejenak. “Iya juga. Saya tahu bahwa dosen itu butuh bantuan. Tapi, ternyata saya hanya tahu saja dan tidak berbuat apa-apa. Kepekaanku memang baik, namun tidak berbanding lurus dengan kemauan untuk berbuat.
Tepat, kalau Injil hari berbicara tentang, “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang ada di dalam matamu tidak engkau lihat? Begitu mudahnya kita untuk menempatkan idealisme kita kepada orang lain, tetapi lupa untuk menempatkannya pada diri kita sendiri. Hal ini terjadi mungkin tanpa kita sadari, mengapa? Karena kita memilih untuk bertahan pada diri kita sendiri. Kita terlalu ingin membuat orang lain menjadi baik. Namun, kita lupa bahwa masih ada lubang menganga dalam diri kita yang perlu ditambal. Maka, marilah kita mohon kepada Tuhan supaya kita sendiri diingatkan agar tidak mudah memalingkan pandangan kita kepada orang lain, dan lupa untuk memandang diri kita sendiri.
Doa Singkat:
Tuhan, ajarlah aku untuk menerima apa yang harus aku terima,
mengubah apa yang bisa kuubah,
dan kebijaksanaan untuk membedakan keduanya.
St. Yohanes Krisostomus.
Doakanlah kami.
Amin.
sumber gambar: https://www.tipspengembangandiri.com/cara-menghadapi-orang-yang-membenci-kita/
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]