Renungan Sabda: Lukas 10: 1-12 | Kamis, 03 Oktober 2019 | Hari Kamis Biasa XXVI

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_padding=”11px|0px|12px|0px|false|false”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

“Aku mengutus kalian seperti anak domba di tengah-tengah serigala”

Oleh Fr. Ristata

 

Ketika saya merenungkan sabda Tuhan hari ini, saya teringat akan pengalaman saat mendapat perutusan atau tugas untuk berjalan dari semarang hingga jogja tanpa berbekal apapun. Selama empat hari tiga malam perjalanan saya tempuh dengan berjalanan kaki. Sebelum saya menjalani perutusan ini ada banyak rasa ketakutan yang saya rasakan, sehingga sebelum berangkat aku hanya hanya bisa berdoa untuk mendapat keselamatan dari-Nya Sang sumber hidup, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Saya mencoba untuk membayangkan bahwa perjalanan yang saya alami ini sama juga yang dialami oleh para murid ketika mendapat perutusan dari Yesus. Saya berfikiran, apa yang dirasakan oleh para murid dulu, tentu tidak jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan ketika menjalani perutusan tersebut. Rasa yang menyelemuti perjalanan saya antara lain; takut, capek, lapar, haus, dll. Semua rasa itu bercampur menjadi satu didalam diri saya. Namun dari pengalaman perjalanan yang panjang tersebut saya merasa diteguhkan imanku. Mengapa? Karena berkat pengalaman yang sungguh menguji dan menantang ini, saya menjadi semakin disadarkan akan cinta kasih Allah pada diri saya. Saya dibuat semakin percaya bahwa tangan Allah itu selalu ikut campur didalam setiap perjuangan hidup manusia. Allah yang tak pernah meninggalkan dan lupa akan umat-Nya. Hal itu tampak dari setiap jawaban Allah atas doa-doa saya yang sering aku haturkan kepada Tuhan didalam perjalanan saya. Sebab didalam perjalanan saya, saya seringkali melontarkan doa-doa spontan yang menjadi jeritan isi hati saya. Maka, jangan pernah takut untuk menerima perutusan dari Allah, sebab Tuhan selalu menaruh harta karun yang indah didalam setiap perutusan yang Allah berikan kepada umat-Nya. Percaya dan yakinlah bahwa ketika Allah memberikan perutusan, tentu Allah juga akan selalu menyertai.

Allah yang memanggil, Allah yang mengutus, dan Allah pula yang akan selalu menyertai, sebab Allah adalah pribadi yang selalu bertanggung jawab atas derita umat-Nya. []

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *