[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″ parallax=”off” parallax_method=”on”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.0.74″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]
“Tuhan Yesus Melihat”
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau senantiasa memberikan kesempatan kepada kami setiap hari. Engkau telah menganugerahkan hati yang tulus dan baik bagi kami. Biarkanlah hidup ini kami serahkan kepada-Mu, karena Engkau selalu setia memperhatikan diri kami yang kecil ini. Kemuliaan pada Bapa, Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang dan sepanjang masa. Amin.
Renungan
Zaman sekarang, jamannya orang menuntut bukti yang terlihat. Ada istilah, “No Picture, It’s Hoax” artinya kalau tidak ada bukti foto yang bisa dilihat, berarti cerita tersebut adalah cerita yang palsu atau bahkan merupakan cerita tipuan. Kegiatan melihat nampaknya menjadi pengalaman sehari-hari yang terkadang tidak kita sadari. Kita rela pergi jauh hanya untuk melihat pemandangan yang indah, kita membayar cukup mahal hanya untuk melihat film di bioskop, atau kita rela menunggu berjam-jam hanya untuk melihat kekasih hati yang kita nantikan.
Hari ini Tuhan Yesus juga menceritakan pengalamannya melihat para murid. Ketika Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, di tengah kerumuman begitu banyak orang, Ia melihat Simon, Yakobus dan Yohanes di atas perahu. Bayangkan, di antara banyak orang, mungkin puluhan atau mungkin pula ratusan orang, Yesus memilih untuk melihat ketiga “calon” murid-Nya. Tentu bukanlah suatu kebetulan bahwa Yesus melihat ketiga orang itu, tentu Yesus juga rela berjalan cukup jauh, membayar cukup mahal, atau bahkan menunggu berhari-hari untuk melihat orang-orang yang akan menjadi murid-Nya. Kita percaya bahwa Yesuslah yang pertama melihat murid-murid, bukan sebaliknya. Demikian pula yang dialami oleh Yesaya pada bacaan pertama dan Paulus pada bacaan kedua, mereka berdua menjadi murid bukan pertama-tama karena mereka melihat Allah, melainkan karena Allahlah yang melihat mereka terlebih dahulu untuk dipilih menjadi murid-Nya.
Tanpa sadar, Yesus senantiasa melihat dan memperhatikan kita setiap hari. Begitu banyak orang baik yang dikirim Yesus untuk melindungi kita. Begitu banyak cara yang dipakai Yesus untuk membantu kita. Akan tetapi, kerap kali kita mengganggap Yesus tidak memperhatikan diri kita sehingga kita dapat dengan mudah melakukan dosa dan pelanggaran. Hari ini kita semua diajak untuk membalas pandangan Yesus yang telah melihat diri kita yang kecil namun berharga ini dengan jawaban, “Inilah Aku, utuslah Aku!”.
Doa Penutup
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena Engkau telah melihat dan memandang kami setiap waktu. Kami mohon rahmat agar kami semakin dimampukan untuk menjawab padangan-Mu dengan hati yang tulus guna menjadi pewarta dan utusan kasih-Mu. Amin.
(Fr. Andreas Subekti, VI, KAJ)
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]