[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”||||||||” header_2_text_color=”#651906″ header_2_font_size=”27px” header_3_font=”||||||||” header_4_font=”||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_margin=”||0px”]
Sumber: jawaban.com
“Sabat: Waktu Tuhan”
oleh Fr. Yosafat Elly Dhita Karunia
Lapar merupakan peristiwa hidup sehari-hari kita sebagai manusia. Untuk memuaskan rasa lapar dan mendapatkan energy untuk beraktifitas kita perlu makan. Rasa lapar ini juga yang dialami oleh para murid. Pada hari sabat ketika Yesus dan para murid melewati ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Hal tersebut tidak menyenangkan orang farisi, karena mereka beranggapan bahwa pada hari sabat seseorang tidak diperbolehkan untuk bekerja. Akan tetapi Yesus menjawab dengan tegas bahwa “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari sabat”. Apa yang dapat kita renungkan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Hari sabat merupakan peringatan akan penciptaan yang dibuat oleh Allah. Dalam Yehezkiel 20:12 dikatakan bahwa, “Hari-hari sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan mereka”. Hari sabat diberikan kepada manusia untuk mensyukuri rahmat Allah dalam hidup manusia, bagaimana karya Allah bekerja dalam kisah penciptaan terkhusus dalam diri manusia yang rapuh dan berdosa. Dengan demikian manusia diajak untuk menjadikan hari sabat sebagai waktu untuk merasakan kasih Allah yang hadir dalam setiap peristiwa hidup kita dan dalam perjumpaan dengan sesama serta alam semesta. Hari sabat tidak sekedar boleh bekerja atau tidak, lebih dari itu mengutamakan kasih Allah yang hadir dalam setiap makhluk ciptaan-Nya terlebih menghargai kemanusiaan yang semakin hari semakin kurang dihargai dengan berbagai macam konflik yang terjadi. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan hari sabat untuk “beristirahat” dengan mendekatkan diri kepada Yesus dalam Ekaristi, dalam setiap doa-doa yang kita daraskan, dan dalam perbuatan baik yang kita lakukan kepada sesama. Semoga Tuhan memberkti. []
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]