Renungan Sabda: Lukas 9:7-9 | Kamis, 26 September 2019 | Hari Biasa Pekan XXV

Facebook
WhatsApp
Email

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.48″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″][et_pb_text quote_border_weight=”27px” quote_border_color=”#e02b20″ admin_label=”Text” _builder_version=”3.21″ text_font=”||||||||” quote_font=”Cabin||||||||” quote_text_align=”right” quote_text_color=”#0c71c3″ quote_font_size=”23px” quote_line_height=”1.2em” header_font=”||||||||” header_2_font=”Atma|||on|||||” header_2_text_align=”center” header_2_text_color=”#c80e04″ header_2_font_size=”27px” header_2_letter_spacing=”2px” header_2_line_height=”1.1em” header_2_text_shadow_style=”preset4″ header_3_font=”Atma||||||||” header_3_text_color=”#e02b20″ header_4_font=”Atma||||||||” header_4_text_color=”#651906″ header_4_font_size=”19px” header_4_line_height=”1.5em” header_5_font=”Atma||||||||” header_5_text_color=”#e02b20″ header_5_letter_spacing=”3px” header_5_text_shadow_style=”preset4″ header_6_font=”Advent Pro||||||||” background_size=”contain” background_repeat=”round” background_blend=”difference” border_width_left=”0px” custom_margin=”||0px”]

Sumber gambar: Dokumen pribadi

KASIH YANG LEBIH DALAM

Fr. Konstantinus Aji

Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

(Luk 9 : 7-9)

Ketika membaca bacaan Injil untuk hari ini Herodes menjadi tokoh dalam permenungan saya. Kecemasan dan kegelisahan adalah hal yang dilanda oleh Herodes. Keputusannya mengabulkan permintaan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis sungguh menjadi peristiwa yang ia sesali. Kemunculan Yesus dan pemberitaan tentang Yesus yang simpag siur dengan berbagai dugaan menjadikan hati Herodes semakin gelisah.

Saya merasa apa yang dirasakan oleh Herodes adalah hal yang wajar dan pantas terjadi. Dari dalam hatinya ia menyesal akan keputusan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis. Dalam kehidupan pastilah setiap orang pernah mengalami kesalahan dalam pengambilan keputusan. Ujung dari kesalahan itu adalah kerugian entah untuk diri sendiri,  komunitas atau lingkungan pekerjaan. Dalam hal ini penyesalan adalah hal yang wajar dan pasti akan tumbuh dari dalam hati orang yang salah mengambil keputusan.

Penyesalan akan sebuah pengambilan keputusan itu sah dan boleh dalam kehidupan sehari-hari. Namun, akankah kita terus larut dalam penyesalan dan merasa dunia sudah hancur dengan adanya kesalahan kita. Perlulah kita menyadari bahwa hidup kita akan terus berjalan, orang-orang pasti juga akan terus menunggu kebangkitan kita dari keterpurukan yang kita alami.

Kehadiran Yesus di dunia adalah menjadi jalan keluar dari segala penyesalan yang dialami manusia. Olah rohani dan segala macam doa yang kita hidupi adalah hal yang menjadikan kita semakin sehati dan seperasaan dengan Yesus. Kasih dari Allah melalui Yesus pasti akan kita alami dan membuat kita menjadi semakin mengasihi-Nya dengan mendalam sehingga dapat bangkit dari segala penyesalan. []

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *