” Hati Terbuka dan Berpikir Positif “
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber cinta kasih, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala berkat dan dan anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami; terlebih karena Engkau senantiasa memberikan kesempatan bagi kami untuk terus-menerus belajar dan memperbaiki diri. Semoga kesempatan ini dapat kami manfaatkan dengan baik, sehingga kami dapat semakin menyadari dan mensyukuri berkat serta rahmat-Mu yang selalu mengalir dalam diri kami. Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Renungan
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus; pengalaman hidup para rasul bersama dengan Yesus merupakan pengalaman yang istimewa, mengesan, tak tergantikan, dan tak tertandingi. Pengalaman ini sungguh menjadi kesempatan luar biasa bagi para rasul dan bagi para murid lain yang mengikuti-Nya. Melalui pengalaman kebersamaan dengan Yesus, mereka mendapat banyak hal baru, khususnya mendapat karunia serta kuasa dari Yesus sendiri. Pengalaman mendasar inilah yang dapat kita tempatkan untuk melihat konteks perkataan Yohanes kepada Yesus dalam bacaan Injil hari ini.
Yohanes seolah merasa kurang senang ketika ada seorang yang bukan bagian dari para murid (pengikut Yesus), mengusir setan menggunakan kuasa dalam nama Yesus. Dalam perkataan Yohanes, seolah ada nada mempertanyakan kuasa orang itu dan menjurus ke arah protes kepada Tuhan Yesus. Bahkan mungkin, Yohanes mengharapkan tindakan tegas dari Tuhan Yesus untuk melarang, menghukum, dan mengutuk perbuatan orang itu. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Yesus malah menegur Yohanes dengan berkata: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, rasa iri, tidak terima, cemburu, dan curiga, kiranya menjadi pengalaman batin yang dialami oleh Yohanes pada waktu itu. Disadari atau tidak disadari, pengalaman batin semacam ini seringkali muncul dan hadir dalam diri kita, karena kelemahan manusiawi yang kita miliki. Perasaan-perasaan semacam ini muncul ketika kita merasa tersaingi, direndahkan, diremehkan, dan diabaikan. Berangkat dari pengalaman Yohanes, Tuhan Yesus mengajak kita untuk terus-menerus mengolah hati dan pikiran kita, supaya kita dapat semakin menyadari kecenderungan-kecenderungan negatif kita terhadap orang lain. Dengan menyadari kecenderungan ini, kita dapat lebih mengembangkan semangat keterbukaan hati dan berpikir secara positif baik terhadap sesama maupun terhadap segala hal yang kita alami hari ini dan juga di setiap harinya; sehingga kita dapat semakin menyadari rahmat Tuhan yang selalu hadir dalam setiap perjalanan hidup kita.