“Shine On…”
Doa Pembuka
Bapa yang penuh belaskasih, kami bersyukur atas kasih-Mu yang selalu memberi kami hidup setiap harinya. Namun kami juga mohon ampun karena kadangkala kami tidak mampu meneruskan kasih dan terang yang telah kami terima dari-Mu kepada sesama kami. Semoga kasih-Mu lebih besar dari segala kekurangan kami dan nama-Mu dapat tetap kami muliakan dalam tugas dan perutusan kami hari ini. Amin.
Renungan
Waktu saya masih kecil, ada satu pengalaman menarik yang masih saya ingat sampai sekarang. Dulu di rumah saya seringkali terjadi mati lampu. Biasanya, mati lampu ini terjadi pada sore hingga malam hari. Dan, saat mati lampu itu terjadi, Bapak selalu sigap mencari lilin-lilin untuk dinyalakan dan meletakkannya di sudut-sudut rumah yang membutuhkan penerangan. Saya, yang waktu itu masih kecil dan takut dengan kegelapan, menjadi berani oleh karena nyala lilin-lilin itu, yang sekalipun kecil, namun mampu membuat rumah sedikit terang. Bahkan, tak jarang, cahaya lilin itu justru dimanfaatkan oleh ibu saya untuk menghibur saya dan adik saya dengan permainan membuat bayangan. Maka, kadang saya justru merindukan saat-saat mati lampu, karena bisa bermain bayangan dengan adik dan ibu saya. Terang nyala lilin telah merubah ketakutan dan kegelapan menjadi keberanian dan sukacita.
Lilin-lilin itulah jati diri orang Kristiani di tengah dunia. Seperti yang dikatakan dalam Injil, terang kita dibutuhkan bagi dunia yang masih sarat dengan kegelapan, maka kita diminta untuk tampil, tidak hanya bersembunyi di balik zona nyaman kita. Ada pepatah yang berbunyi, “Keburukan tidak disebabkan oleh karena banyak orang buruk di dunia, namun justru karena orang-orang baik tidak berani berbicara”. Maka, seperti lilin-lilin yang dinyalakan saat mati lampu, atau pelita yang dinyalakan sebagai penerang, kita harus bisa menjadi terang bagi dunia di sekitar kita. Di tengah dunia yang penuh dengan kebencian, kita menjadi pembawa kerukunan. Di tengah dunia yang sarat dengan budaya konsumerisme dan budaya praktis, kita bisa menjadi teladan untuk bersikap hemat dan menghargai proses. Saat orang lain menerobos lampu merah kita berani untuk menghentikan laju kendaraan kita dan menunggu lampu hijau kembali menyala. Sesederhana itulah sebenarnya menjadi terang itu; yaitu bahwa kita bisa mengambil posisi yang berbeda untuk membuat perubahan. Tentu, sebagai lilin, kita tidak bisa menyala tanpa terang Kristus itu sendiri. Maka, pesan Injil hari ini jelas bagi kita: Shine on! Terangilah dunia dengan cahaya Kristus yang ada dalam diri kita.
Doa Penutup
Bapa yang Mahabaik, Engkau telah memanggil kami untuk menjadi lilin-lilin dan pelita bagi terang-Mu di tengah masyarakat. Doronglah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk terus memancarkan terang kasih-Mu kepada sesama kami sehingga Kerajaan-Mu terwujud di tengah dunia. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
(Fr. Rosario Daru Nelahi, Tingkat V)